Manado – Boulevard II diwacanakan untuk dijadikan lokasi wisata kuliner mendapat sambutan baik dari legislator Kota Manado Markho Tampi.
Menurutnya, sebagai keterwakilan masyarakat di Kecamatan Tuminting, dirinya mengapresiasi kebijakan Pemkot Manado untuk menjadikan kawasan Boulevard II sebagai lokasi wisata kuliner.
“Ini langkah yang bijaksana menurut saya. Karena saat masalah pembongkaran warung-warung makan milik warga, saya sendiri dengan tegas mengusulkan agar kawasan tersebut dijadikan tempat wisata kuliner. Kami sangat berterima kasih jika usul saya itu diakomodir Pemkot,” kata Tampi.
Akan hal itu, politisi PDIP ini mengusulkan agar penataan lokasi wisata kuliner tersebut dilakukan oleh Pemkot agar tidak terjadi perebutan lahan dan penyeragaman tempat bejualan supaya rapi.
“Kalau dibiarkan masyarakat sendiri memilih tempat, pasti akan terjadi perselisihan. Baiknya pemerintah yang menentukan, lahan dengan luas berapa milik siapa. Begitu juga bentuk tempat berjualan juga sebaiknya ditata Pemkot supaya terlihat rapi. Karena kalau diserahkan ke masyarakat, jika warga tersebut memiliki modal besar, pasti bagus. Dan sebaliknya yang bermodal pas-pasan kurang menarik. Buat seperi Sabuah Bulu di Malalayang sangat tepat,” imbaunya. (leriandokambey)
Manado – Boulevard II diwacanakan untuk dijadikan lokasi wisata kuliner mendapat sambutan baik dari legislator Kota Manado Markho Tampi.
Menurutnya, sebagai keterwakilan masyarakat di Kecamatan Tuminting, dirinya mengapresiasi kebijakan Pemkot Manado untuk menjadikan kawasan Boulevard II sebagai lokasi wisata kuliner.
“Ini langkah yang bijaksana menurut saya. Karena saat masalah pembongkaran warung-warung makan milik warga, saya sendiri dengan tegas mengusulkan agar kawasan tersebut dijadikan tempat wisata kuliner. Kami sangat berterima kasih jika usul saya itu diakomodir Pemkot,” kata Tampi.
Akan hal itu, politisi PDIP ini mengusulkan agar penataan lokasi wisata kuliner tersebut dilakukan oleh Pemkot agar tidak terjadi perebutan lahan dan penyeragaman tempat bejualan supaya rapi.
“Kalau dibiarkan masyarakat sendiri memilih tempat, pasti akan terjadi perselisihan. Baiknya pemerintah yang menentukan, lahan dengan luas berapa milik siapa. Begitu juga bentuk tempat berjualan juga sebaiknya ditata Pemkot supaya terlihat rapi. Karena kalau diserahkan ke masyarakat, jika warga tersebut memiliki modal besar, pasti bagus. Dan sebaliknya yang bermodal pas-pasan kurang menarik. Buat seperi Sabuah Bulu di Malalayang sangat tepat,” imbaunya. (leriandokambey)