Bitung – Sejumlah kepala lingkungan (Pala) dan RT di Kota Bitung mengeluhkan kebijakan para Lurah yang melakukan pemotongan insentif. Dimana menurut sejumlah Pala dan RT, insentif yang diberikan setiap bulan sebesar Rp750 ribu untuk Pala dan Rp1 juta bagi RT kerap kali dipotong dengan berbagai alasan.
“Dari 42 Pala dan RT di Kecamatan Matuari sering mendapat potongan insentif dengan bermacam-macam alasan dari Lurah. Mulai dari biaya pengadaan mesin pemangkasan rumput, pengadaan kaos, seragam, uang PKK dan lainnya setiap bulan,” kata salah satu Pala di kelurahan Manembo-nembo Atas Kecamatan Matuari yang identitasnya dirahasikan.
Akibat pemotonga tersebut, ia mengaku penerimaan Pala dan RT tidak menerima insentif secara utuh. “Setiap ada kebijakan pemotongan, Lurah tidak mengajak kami untuk memusawarakan dan langsung melakukan pemotongan tanpa ada kesepakatan,” katanya.
Para Pala dan RT ini sendiri mengaku sangat kecewa dan minta perhatian walikota. Karena dalam bekerja setiap hari mereka tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, tapi sayang jumlah insentif yang diterima setiap bulan disunat Lurah. Menanggapi keluhan para Pala dan RT tersebut, Sekkot Bitung, Edison Humiang dengan tegas menyatakan, insentif para Pala dan RT tidak boleh dipotong. Apalagi tanpa ada pembicaraan atau kesepakatan dari para Pala dan RT, karena menurutnya insentif yang diberikan adalah hak penuh Pala dan RT.
“Itu tidak benar, saya minta seluruh camat di Kota Bitung melakukan pengecekan dan mencari tahu oknum Lurah yang melakukan pemotongan insentif Pala dan RT,” kata Humiang, Kamis (8/3) di ruangan kerjanya.
Dan jika memang ada temuan pemotongan insentif tersebut, Humiang mengaku akan mendik Lurah bersangkutan. “Jika terbukti bisa terkena sangsi mutasi, malah kalau perlu diturunkan dari jabatan,” tegas Humiang.(en)