Manado, BeritaManado.com – Kepemimpinan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw di tahun keempat, tak hanya banjir pujian, tapi juga menuai kritik.
“Kinerja dan pencapaian target program ODSK (Olly Dondokambey-Steven Kandouw) sekalipun memuaskan tapi itu lebih dari peranan proaktif gubernur dan wakil sementara OPD (Organisasi Perangkat Daerah) sebagian besar jalan di tempat,” ujar tokoh agama Sulut Pdt Lucky Rumopa, Rabu (12/2/2020).
Sahabat karib Gubernur Olly Dondokambey ini bahkan tak ragu menyebut banyak OPD gaya “popi per” alias boneka per.
Dalam arti, OPD lebih sering menunggu komando, sering terlambat yang berakibat capaian-capaian target akhirnya bersifat kejar tayang.
“Sistim komando komunikasi adminstrasi amburadul. Bayangkan saja, database pegawai ada yang meninggal bisa dihidupkan kembali. Kerja kesekretariatan yang dikomandani sekprov sering mengalami distorsi, artinya tumpang tindih kebijakan sering tidak capai sasaran, terutama yang menyangkut izin-izin,” ujar Lucky Rumopa.
Pemilik jargon I’m Lucky ini menambahkan, ada banyak hal teknis yang harusnya diselesaikan di tingkat bawah namun sering selesai di meja gubernur.
Lucky menilai, Kepala OPD harus pro aktif mendampingi kunjungan-kunjungan gubernur.
“Keberhasilan OD SK lebih pada faktor-faktor eksternal bukan pada kinerja OPD. Ini yang harus menjadi catatan kritis ke depan agar program pemerintah cepat tanggap tuntas,” tegas Lucky.
Perihal catatan Lucky Rumopa ini, mendapat perhatian serius Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Di hadapan seluruh pegawai Pemprov Sulut di ibadah syukur 4 tahun kepemimpinan di Gedung Mapalus, Gubernur Olly meminta pimpinan OPD untuk berinovasi dan tidak menunggu diperintah baru bekerja.
“Jangan jadi popi per, nanti diputar pernya baru bergerak. Nanti saya perintah baru bekerja. Kita harus lebih inovatif demi pembangunan Sulut yang lebih baik,” pungkas Gubernur Olly.
(findamuhtar)