Manado, BeritaManado.com — Kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Manado kepada masyarakat dalam penanganan COVID-19 patut di acungi jempol.
Pasalnya, Demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kota Manado tentunya memerlukan kerjasama dari semua pihak termasuk masyarakat karena akan sia-sia usaha Pemerintah Kota (Pemkot) Manado selama ini tanpa ditopang dengan kesadaran kita semua dalam disiplin menjalankan protokol kesehatan, cepat atau lambat pandemi ini terhenti, tergantung dari kepatuhan dan disiplin menjalankan semua protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Diketahui Pemkot telah mengambil langkah-langkah strategis dan taktis jauh sebelum Pandemi melanda kota Tinutuan ini.
Sebagaimana diketahui semenjak Desember 2019, Wali Kota Dr Ir G S Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA telah mencanangkan program “Manado Bakobong”, sebagai salah satu langkah antisipatif ketahananan pangan apabila Pandemi COVID-19 melanda.
Hal ini yang dijelaskan Jubir gugus tugas COVID-19 Manado, drg Sanil Marentek, belajar dari penanganan COVID-19 di Wuhan China, maka semenjak awal Januari, Walikota telah melakukan koordinasi dengan pihak RSUP Prof Kandouw Manado sebagai satu-satunya Rumah Sakit rujukan di Sulawesi Utara yang memenuhi standar protokol penanganan COVID-19 kala itu.
“Wali Kota sejak awal Januari lalu telah mengambil langkah antisipasi, berkoordinasi dengan direksi RSUP Prof Kandouw Manado sebagai satu-satunya faskes yang memenuhi standar Covid di Sulut,” tutur Marentek, Kamis (25/6/2020).
Tak berhenti sampai disitu, selanjutnya Wali kota dua periode ini melakukan koordinasi dengan pihak manajemen Angkasa Pura dan KKP bandara internasional Sam Ratulangi Manado, membahas protokol pemeriksaan kesehatan termasuk Alat pengukur suhu tubuh di bandara sampai pada kunjungan Menteri Kesehatan RI, Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI pada waktu itu, yang melakukan kunjungan kerja di Bandara Sam Ratulangi Manado dan RSUP Kandow Manado.
“Setelah RSUP Prof Kandouw, Pak Wali juga berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura dan KKP bandara Sam Ratulangi Manado, mengingat saat itu masih ada layanan penerbangan langsung Wuhan – Manado, ” tutur Marentek.
Setelahnya, difasilitasi Dinas Pariwisata, Dinas PM-PTSP dan Disperindag Manado Wali kota melakukan pertemuan bersama Pelaku Usaha Pariwisata (Hotel, Restoran dan resort) serta stakeholder lainnya membahas standard pelayanan sesuai protokol kesehatan.
“Perlu masyarakat ketahui, bahwa langkah – langkah antisipatif telah diambil Pemkot Manado termasuk penutupan sementara tempat hiburan malam, hotel, restoran, pusat perbelanjaan bahkan rumah ibadah, merupakan upaya menekan penyebaran COVID-19,” terang Sanil Marentek.
Diketahui, pasca kasus pertama 01 positif COVID-19 di Manado, pada 14 Maret lalu, keesokan harinya Pemkot bergerak cepat membentuk Satgas COVID-19 termasuk Tim Reaksi Cepat yang stand by 1×24 siap melayani.
“Pasca kasus pertama positif COVID-19 pada 14 Maret lalu, besoknya 15 Maret Wali kota membentuk Satgas COVID-19 kota Manado. Berhasil tidaknya upaya pemerintah dalam menekan penyebaran virus ini, semuanya tergantung kesadaran serta dukungan semua lapisan masyarakat mau bergotong royong,” tutup Marentek yang juga selaku Dirut RSUD Manado.
(***/DimasKoesnan)