Manado, BeritaManado.com — Stigma negatif terhadap COVID-19 ditengah masyarakat semakin menjadi.
Pasalnya itu bisa terlihat dari kasus penolakan rumah singgah, tempat penguburan, penolakan jenasah PDP, bahkan sampai ada keluarga yang mengisolasikan diri jauh dari pemukiman karena dituding sebagai pembawa virus.
Hal ini ditanggapi, Jubir COVID-19 Sulut, dr Steaven Dandel, saat jumpa pers melalui video conference.
“Yang utama itu kita memberikan edukasi untuk peningkatan pemahaman masyarakat terkait fenomena dan terkait bagaimana COVID-19 ini bisa dikendalikan, bagaimana masyarakat bisa mencegah supaya tidak terkena,” ujar Dandel, Jumat (1/5/2020).
Lanjut Dandel, Gugus Tugas COVID-19 Sulut sudah mulai melaksanakan edukasi lewat pembuatan video Youtube Pemprov Sulut, dimana pihaknya mengerahkan tenaga-tenaga ahli psikologi klinis untuk turut serta mengedukasi masyarakat.
“Nantinya psikiatri akan secara rutin memberikan edukasi kepada masyarakat lewat live streaming, tentunya untuk pendampingan sosial kepada mereka. Ini masalah yang secara antropologis cukup serius karena baru pertama kali kita berhadapan dengan besaran masalah yang sedemikian besar ini,” ujar Dandel
Ia mengatakan banyak orang terkejut dengan apa yang disebabkan oleh virus ini.
“Sehingga pendampingan secara sosial, juga secara ilmu kesehatan jiwa harus terus dilakukan bagi mereka,” ujar Dandel.
Sebenarnya, Dandel menjelaskan Gugus Tugas juga telah membuka layanan konseling langsung.
“Ada delapan orang tenaga psikologi klinis dan psikiater yang bisa ditelepon langsung untuk berkonsultasi, memberikan solusi terhadap masalah sosial, paranoid, maupun depresi dan stres yang dialami masyarakat akibat COVID-19 ini,” terang Dandel.
Namun, Dandel menambahakan, melawan stigma dimasyarakat dapat terlaksana juga lewat kampanye dan edukasi yang masif di media sosial, media online hingga media cetak maupun media elektronik yang ada.
“Supaya masyarakat lebih paham apa yang sebenarnya terjadi, sehingga kemudian diskriminasi, stigma, stereotyping kemudian makin hari makin bisa ditekan,” imbuhnya.
(Dedy Dagomes)