Manado – Meski di DPR-RI Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dipastikan akan memilih opsi menaikkan harga BBM, namun bagi Ketua PPP Sulut Djafar Alkatiri menaikkan harga BBM merupakan keputusan keliru. Alkatiri secara terbuka mengatakan secara pribadi dirinya menolak rencana menaikkan harga BBM.
“Saya punya data yang akurat harga BBM tidak perlu dinaikkan, karena kenaikkan harga ini akan berimplikasi pada naiknya harga kebutuhan masyarakat yang ujung-ujungnya akan menambah penderitaan rakyat,” tukas Alkatiri pada dialog BBM yang dihadiri ratusan mahasiswa bersama anggota dewan di ruang rapat paripurna DPRD Sulut, Rabu (28/3) sore.
Namun mantan anggota Dekot Manado ini memberikan saran realistis seandainya harga BBM tetap dinaikkan pemerintah. Dirinya menyoroti peran Pertamina dalam hal pendistribusian. “Masalahnya nanti pada distribusi, saya harap Pertamina bekerja cermat jangan ada penimbun dan mafia minyak,” tukasnya.
Dialog yang dipimpin langsung Ketua Deprov Meiva Lintang sempat memanas ketika mahasiswa mendesak agar anggota dewan mengeluarkan pernyataan sikap menolak rencana kenaikkan harga BBM tak terkeculi Jhon Dumais, legislator Partai Demokrat yang notabene partai pendukung pemerintah.
“Kita disini untuk berdialog karena ada perbedaan pendapat. Tidak elok jika demokrasi tidak ada perbedaan pendapat. Namun bagi kami dari Fraksi Partai Demokrat menilai inilah keputusan terbaik yang harus diambil walaupun berat. Dan keputusan ini akan sangat menguntungkan siapun Presiden Indonesia mendatang,” tukas Dumais.
Ketua Deprov Meiva Salindeho-Lintang mengatakan pihak dewan akan membawa aspirasi masyarakat Sulut kepada pemerintah pusat. “Secara kelembagaan kami akan bawah aspirasi ini kepada pemerintah pusat,” tuturnya.
Anggota Deprov yang hadir Meiva Lintang, Arthur Kotambunan, Djafar Alkatiri, Jhon Dumais, Anthon Mamonto, Lexie Solang, Mikson Tilaar dan Djenri Keintjem. Hadir pula Sales Area Manager Retail Pertamina Sulutteng, Irwansyah. (jerry)
Manado – Meski di DPR-RI Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dipastikan akan memilih opsi menaikkan harga BBM, namun bagi Ketua PPP Sulut Djafar Alkatiri menaikkan harga BBM merupakan keputusan keliru. Alkatiri secara terbuka mengatakan secara pribadi dirinya menolak rencana menaikkan harga BBM.
“Saya punya data yang akurat harga BBM tidak perlu dinaikkan, karena kenaikkan harga ini akan berimplikasi pada naiknya harga kebutuhan masyarakat yang ujung-ujungnya akan menambah penderitaan rakyat,” tukas Alkatiri pada dialog BBM yang dihadiri ratusan mahasiswa bersama anggota dewan di ruang rapat paripurna DPRD Sulut, Rabu (28/3) sore.
Namun mantan anggota Dekot Manado ini memberikan saran realistis seandainya harga BBM tetap dinaikkan pemerintah. Dirinya menyoroti peran Pertamina dalam hal pendistribusian. “Masalahnya nanti pada distribusi, saya harap Pertamina bekerja cermat jangan ada penimbun dan mafia minyak,” tukasnya.
Dialog yang dipimpin langsung Ketua Deprov Meiva Lintang sempat memanas ketika mahasiswa mendesak agar anggota dewan mengeluarkan pernyataan sikap menolak rencana kenaikkan harga BBM tak terkeculi Jhon Dumais, legislator Partai Demokrat yang notabene partai pendukung pemerintah.
“Kita disini untuk berdialog karena ada perbedaan pendapat. Tidak elok jika demokrasi tidak ada perbedaan pendapat. Namun bagi kami dari Fraksi Partai Demokrat menilai inilah keputusan terbaik yang harus diambil walaupun berat. Dan keputusan ini akan sangat menguntungkan siapun Presiden Indonesia mendatang,” tukas Dumais.
Ketua Deprov Meiva Salindeho-Lintang mengatakan pihak dewan akan membawa aspirasi masyarakat Sulut kepada pemerintah pusat. “Secara kelembagaan kami akan bawah aspirasi ini kepada pemerintah pusat,” tuturnya.
Anggota Deprov yang hadir Meiva Lintang, Arthur Kotambunan, Djafar Alkatiri, Jhon Dumais, Anthon Mamonto, Lexie Solang, Mikson Tilaar dan Djenri Keintjem. Hadir pula Sales Area Manager Retail Pertamina Sulutteng, Irwansyah. (jerry)