Rombongan Wisata Historis Wolter Mongisidi
Manado – Mengenang semangat kepahlawanan Robert Wolter Mongisidi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Bote’, pihak keluarga akan melakukan kegiatan peringatan gugurnya pahlawan pemberani itu pada tanggal 5 September 2015 nanti.
Bersamaan dengan itu juga akan digelar Napak Tilas dengan tema “Wisata Historis Mengenang Jejak-jejak Robert Wolter Mongisidi di Tanah Minahasa”.
Ketua Panitia yang merupakan keponakan langsung dari Bote Dra Rini Djoroh Mongisidi mengatakan bahwa rangkaian kegiatan sebenarnya sudah dimulai sejak 14 Februari 2015 lalu saat peringatan hari kelahiran sang pahlawan. Sedangkan Sabtu (16/5/2015) lalu telah dilaksanakan kegiatan Napak Tilasnya.
Rute dimulai dari Lapangan Bantik Malalayang menuju Kota Tomohon tepatnya sekolah SMP Katolik Gonzaga (tempat Bote sekolah pada tahun 1942). Dari Tomohon, rombongan menuju ke Kabupaten Minahasa Tenggara dengan tujuan Desa Towuntu Raya. Di Desa ini, rombongan mengunjugi SDN 3 Liwutung, yang merupakan tempat dimana Bote pernah mengajar Bahasa Jepang di tahun 1943.
Di Desa Towontu Raya Rombongan Bertemu Dengan Agustinus Ratela, seorang saksi hidup semasa Bote mengabdikan dirinya sebagai seorang sensei (sebutan guru dalam bahasa jepang). Ratela mengatakan bahwa figur seorang Bote adalah pribadi yang sangat baik, bijaksana, peduli dengan pendidikan, suka menolong sesama, serta punya jiwa seni.
Bote sendiri semasa hidupnya suka menulis puisi. Salah satu puisi yang sangat terkenal dan sering diajarkan guru di sekolah dasar adalah yang berjudul “Aku”, “Menatap Hari Cerah” dan sebagainya.
“Kiranya lewat kegiatan ini, masyarakat Sulut dan Indonesia dapat meneladani semangat kepahlawanan Roert Wolter Mongisidi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan juga integritas yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya juga berharap dukungan seluruh elemen masyarakat agar dapat mendukung pelaksanaan acara puncak bulan September nanti.
Rpmbongan yang mengikuti Napak Tilas antara lain Ketua Umum Lembaga Pemangku Adat Anak Suku Bantik Minanga Malalayang AKBP Drs Reino Bangkang MSi. Sain itu ada juga rumpun keluarga Bote yaitu Letkol (Purn) Robby H Mongisidi, Marie Mongisidi, Hengki Mongisidi, Ronny Mongisidi, serta Petua Adat Bantik dan Masyarakat Bantik Malalayang. Dari unsur pemerintah ikut langsung Camat Malalayang Lorens Umboh yang mendukung penuh seluruh rangkaian kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan. (ads)
Rombongan Wisata Historis Wolter Mongisidi
Manado – Mengenang semangat kepahlawanan Robert Wolter Mongisidi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Bote’, pihak keluarga akan melakukan kegiatan peringatan gugurnya pahlawan pemberani itu pada tanggal 5 September 2015 nanti.
Bersamaan dengan itu juga akan digelar Napak Tilas dengan tema “Wisata Historis Mengenang Jejak-jejak Robert Wolter Mongisidi di Tanah Minahasa”.
Ketua Panitia yang merupakan keponakan langsung dari Bote Dra Rini Djoroh Mongisidi mengatakan bahwa rangkaian kegiatan sebenarnya sudah dimulai sejak 14 Februari 2015 lalu saat peringatan hari kelahiran sang pahlawan. Sedangkan Sabtu (16/5/2015) lalu telah dilaksanakan kegiatan Napak Tilasnya.
Rute dimulai dari Lapangan Bantik Malalayang menuju Kota Tomohon tepatnya sekolah SMP Katolik Gonzaga (tempat Bote sekolah pada tahun 1942). Dari Tomohon, rombongan menuju ke Kabupaten Minahasa Tenggara dengan tujuan Desa Towuntu Raya. Di Desa ini, rombongan mengunjugi SDN 3 Liwutung, yang merupakan tempat dimana Bote pernah mengajar Bahasa Jepang di tahun 1943.
Di Desa Towontu Raya Rombongan Bertemu Dengan Agustinus Ratela, seorang saksi hidup semasa Bote mengabdikan dirinya sebagai seorang sensei (sebutan guru dalam bahasa jepang). Ratela mengatakan bahwa figur seorang Bote adalah pribadi yang sangat baik, bijaksana, peduli dengan pendidikan, suka menolong sesama, serta punya jiwa seni.
Bote sendiri semasa hidupnya suka menulis puisi. Salah satu puisi yang sangat terkenal dan sering diajarkan guru di sekolah dasar adalah yang berjudul “Aku”, “Menatap Hari Cerah” dan sebagainya.
“Kiranya lewat kegiatan ini, masyarakat Sulut dan Indonesia dapat meneladani semangat kepahlawanan Roert Wolter Mongisidi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan juga integritas yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya juga berharap dukungan seluruh elemen masyarakat agar dapat mendukung pelaksanaan acara puncak bulan September nanti.
Rpmbongan yang mengikuti Napak Tilas antara lain Ketua Umum Lembaga Pemangku Adat Anak Suku Bantik Minanga Malalayang AKBP Drs Reino Bangkang MSi. Sain itu ada juga rumpun keluarga Bote yaitu Letkol (Purn) Robby H Mongisidi, Marie Mongisidi, Hengki Mongisidi, Ronny Mongisidi, serta Petua Adat Bantik dan Masyarakat Bantik Malalayang. Dari unsur pemerintah ikut langsung Camat Malalayang Lorens Umboh yang mendukung penuh seluruh rangkaian kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan. (ads)