Tomohon, BeritaManado.com — Seluruh karyawan RSU GMIM Bethesda Tomohon solid dan kompak menyatakan menolak kebijakan sepihak Yayasan Medika yang melakukan pencopotan secara tiba-tiba jabatan tiga orang direksi, Rabu (12/1/2022) lalu dengan alasan yang tidak jelas sebagaimana penilaian karyawan.
Pantauan BeritaManado.com pada Kamis (13/1/2021) kemarin, suasana bagian dalam gedung RSU GMIM Bethesda Tomohon khususnya koridor menuju ruang poliklinik tampak sepi dan gelap.
Pintu bagian luar dan dalam menuju ruang poliklinik tampak tertutup dan disegel menggunakan kursi.
Tak hanya itu, pintu utama di lobi RSU GMIM Bethesda Tomohon tersebut juga ditutup dan dihalangi dengan menggunakan kursi.
Semetnara di bagian luar gedung disegel menggunakan baliho dengan tulisan “Seluruh Karyawan/Karyawati RSU GMIM Bethesda Tomohon Menolak Pergantian Direksi dan Menolak Direksi Yang Baru Dilantik”.
Aksi penyegelan pintu utama Lobi RSU GMIM Bethesda Tomohon tersebut berlangsung damai dengan diselingi dengan guyonan dan tawa dari puluhan karyawan.
Menurut sejumlah karyawan, aksi mereka tersebut dilakukan bukan untuk melumpuhkan operasional rumah sakit, namun semata-mata untuk menolak kebijakan sepihak yang dilakukan oleh pimpinan Yayasan Medika.
Tak sampai disitu saja, melalui beberapa postingan komnetar di media sosial Facebook, pihak Yayasan Medika dituding meminta upeti sebesar Rp 500 juta setiap bulan.
“Hal itu sangat kontras dengan kebijakan sebuah Yayasan. Yang kami tahu kalau Yayasan itu beekrja keras mencari donator untuk mendanai operasional unit usaha yang ada, bukan malah sebaliknya meminta uang,” ujar sejumlah karyawan di bagian luar pintu lobi utama RSU GMIM Bethesda Tomohon.
Hingga saat ini, upaya konfirmasi ke pihak manajemen RUS GMIM Bethesda Tomohon maupun Yayasan Medika masih nihil.
(Frangki Wullur)