Manado, BeritaManado.com — Menjelang pelaksanaan Pemilihan Serentak 2020, Tokoh Agama (Toga) dan Tokoh Masyarakat (Tomas) di Sulut menjadi salah satu yang paling banyak diberitakan.
Sebab, keberadaan pemuka agama dan masyarakat yang dinilai memiliki ‘pengikut’ seakan menjadi magnet tersendiri bagi Pasangan Calon guna mendapat simpati.
Tak ayal, klaim dukungan Toga dan Tomas ke salah satu bahkan lebih Paslon menjadi hangat diperbincangkan.
Menyikapi itu, Ketua Minat Tata Kelola Pemilu PSP Pascasarjana Unsrat Ferry Daud Liando berujar, salah satu faktor dukungan elektoral publik atas calon tertentu sangat besar dipengaruhi oleh susunan tim sukses atau tim pemenangan.
“Jika dalam susunan itu terdapat nama-nama besar, tokoh panutan dan keteladanan maka akan menjadi daya tarik dari pemilih,” ujar Ferry Liando, kepada BeritaManado.com, Jumat (18/9/2020) pagi ini.
Apalagi, lanjut Liando, bagi masyarakat atau pemilih pemula yang kebingungan akan memilih siapa, sehingga siapa yang akhirnya akan dipilih biasanya mengikuti pilihan dari seseorang yang diangapanya sebagai tokoh.
“Pilihannya terhadap seseorang kadang tidak lagi ditentukan berdarkan kapasitas dan kemampuan, akan tetapi karena mengikuti sikap politik dari tokoh yang dihormatinya,” katanya.
Ditambahkannya, dari itulah sebabnya mengapa Paslon selalu berusaha merekrut tokoh-tokoh agama untuk masuk dalam tim sukses atau tim pemenagan. Hal itu dimaksudkan sebagai daya magnet untuk menarik pemilih,” beber Liando.
Namun, dirinya mengingatkan, demikian ada yang patut diwaspadai jika para Toga dan Tomas masuk dalam jajaran tim suskes.
“Pertama, potensi konflik dalam sebuah organisasi keagamaan dimana tokoh itu bertindak sebagai pemimpin rawan terjadi. Sebab tidak semua anggota dalam satu organisasi memiliki pilihan yang sama. Memaksakan pilihan yang sama bagi masing-masing anggota dalam satu organisasi akan menimbukan pertentangan,” ulas Liando.
Kedua, sambungnya, suara kebenaran yang terucap terkesan tak akan objektif.
“Sebab setiap suata kebenaran yang diucapkannya merupakan suara kebenaran menurut kepentingan politiknya,” kunci Liando.
(AnggawiryaMega)