Manado – Bukan rahasia lagi jika Taman Kesatuan Bangsa (TKB) yang berlokasi di pusat Kota Manado menjadi lokasi mangkal para wanita penghibur. Meski begitu, hingga saat ini belum ada tindakan tegas yang dilakukan pihak terkait, guna menghilangkan image TKB merupakan doli-nya Kota Manado.
Berdasarkan penelusuran BeritaManado, TKB yang kini dijadikan salah satu lokasi tersedianya pelayan napsu para lelaki hidung belang tersebut telah beroperasi sejak bertahun-tahun. Dan tidak jarang, pemerintah maupun kepolisian menggelar rahasia dan turut mengamankan sejumlah wanita pekerja seks tersebut.
Menanggapi persoalan tersebut, kepada BeritaManado, Boby Daud anggota DPRD Kota Manado menuturkan, sorotan terkait TKB bukan menjadi hal yang baru. Untuk penyelesaiannya perlu dipelajari dan dipahami terlebih dahulu penyebab utama sehingga TKB menjadi salah satu lokasi mangkal wanita penghibur, agar bisa diambil tindakkan tepat.
“Sudah dari dulu TKB disebut-sebut tempat nongkrongnya wanita penghibur. Saya juga tahu pasti, pemerintah sudah melakukan berbagai cara agar masalah itu segera teratasi. Tapi pada intinya, sebelum ada tindakkan, perlu diketahui akar permasalahannya. Agar ketika mengambil tindakkan, persoalan ini langsung selesai. Perlu juga diperhatikan soal penerangan yang masih kurang sehingga mendukung aktivitas mereka,” tutur Daud. (leriandokambey)
Manado – Bukan rahasia lagi jika Taman Kesatuan Bangsa (TKB) yang berlokasi di pusat Kota Manado menjadi lokasi mangkal para wanita penghibur. Meski begitu, hingga saat ini belum ada tindakan tegas yang dilakukan pihak terkait, guna menghilangkan image TKB merupakan doli-nya Kota Manado.
Berdasarkan penelusuran BeritaManado, TKB yang kini dijadikan salah satu lokasi tersedianya pelayan napsu para lelaki hidung belang tersebut telah beroperasi sejak bertahun-tahun. Dan tidak jarang, pemerintah maupun kepolisian menggelar rahasia dan turut mengamankan sejumlah wanita pekerja seks tersebut.
Menanggapi persoalan tersebut, kepada BeritaManado, Boby Daud anggota DPRD Kota Manado menuturkan, sorotan terkait TKB bukan menjadi hal yang baru. Untuk penyelesaiannya perlu dipelajari dan dipahami terlebih dahulu penyebab utama sehingga TKB menjadi salah satu lokasi mangkal wanita penghibur, agar bisa diambil tindakkan tepat.
“Sudah dari dulu TKB disebut-sebut tempat nongkrongnya wanita penghibur. Saya juga tahu pasti, pemerintah sudah melakukan berbagai cara agar masalah itu segera teratasi. Tapi pada intinya, sebelum ada tindakkan, perlu diketahui akar permasalahannya. Agar ketika mengambil tindakkan, persoalan ini langsung selesai. Perlu juga diperhatikan soal penerangan yang masih kurang sehingga mendukung aktivitas mereka,” tutur Daud. (leriandokambey)