Bitung – Kegiatan tambahan atau ekstrakurikuler di lingkungan sekolah adalah salah satu upaya untuk menjaga siswa sekolah tak terlibat dalam tindakan negatif.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan MTs Negeri Satu Kota Bitung, Fatimah Pangindaheng MdI saat ditemui, Kamis (31/05/2018).
Fatimah mengaku, pihaknya sadar betul, siswa SMP atau usia remaja adalah masa dimana anak-anak mulai mencari jati diri dengan mencoba apa saja.
“Makanya, untuk menghindari mereka mencoba atau melalukan hal negatif hingga berujung ke masalah hukum, kami sibukkan dengan kegiatan ekstrakurikuler,” katanya.
Kegiatan ekstrakurikuler jelas Fatimah, mulai dari kegiatan olahraga dan kesenian yang secara kontinyu digelar di sekolah.
“Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting mengarahkan anak ke arah positif selain bimbingan keagamaan,” katanya.
Selain itu kata dia, pendekatan guru terhadap siswa juga tak kalah penting. Dalam artian, guru tidak hanya menilai anak dari segi akademik dalam ruangan kelas tapi juga kegiatan lain yang diikuti di ekstrakurikuler.
“Itu yang selalu ditekankan Kepala Sekolah MTs Negeri Satu Kota Bitung, Abdul Latif Taher kepada kami sebagai guru,” katanya.
Ditemuai secara terpisah, Abdul tak menampik semua yang dijelaskan Fatimah adalah berbagai tips yang dilakukan pihaknya agar siswanya tak terlibat hal negatif hingga melanggar hukum.
“Selain itu, dalam setiap kesempatan saya selalu meminta agar guru-guru mengindari tindakan fisik dalam mendidik seperti memukul. Karena anak didik saat ini berbeda dengan anak didik era tahun 90an yang masih menggunakan mistar dan rotan sebagai alat mendisiplin,” jelanya.
Alhasil kata Abdul, selama dirinya dipercayakan memimpin sekolah dengan 786 siswa dan 37 guru itu, belum ada siswanya yang terlibat kasus hukum.
“ekstrakurikuler, keagamaan dan pendekatan itu adalah kunci agar siswa tak melakukan tindakan negatif hingga melanggar hukum,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Kegiatan tambahan atau ekstrakurikuler di lingkungan sekolah adalah salah satu upaya untuk menjaga siswa sekolah tak terlibat dalam tindakan negatif.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan MTs Negeri Satu Kota Bitung, Fatimah Pangindaheng MdI saat ditemui, Kamis (31/05/2018).
Fatimah mengaku, pihaknya sadar betul, siswa SMP atau usia remaja adalah masa dimana anak-anak mulai mencari jati diri dengan mencoba apa saja.
“Makanya, untuk menghindari mereka mencoba atau melalukan hal negatif hingga berujung ke masalah hukum, kami sibukkan dengan kegiatan ekstrakurikuler,” katanya.
Kegiatan ekstrakurikuler jelas Fatimah, mulai dari kegiatan olahraga dan kesenian yang secara kontinyu digelar di sekolah.
“Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting mengarahkan anak ke arah positif selain bimbingan keagamaan,” katanya.
Selain itu kata dia, pendekatan guru terhadap siswa juga tak kalah penting. Dalam artian, guru tidak hanya menilai anak dari segi akademik dalam ruangan kelas tapi juga kegiatan lain yang diikuti di ekstrakurikuler.
“Itu yang selalu ditekankan Kepala Sekolah MTs Negeri Satu Kota Bitung, Abdul Latif Taher kepada kami sebagai guru,” katanya.
Ditemuai secara terpisah, Abdul tak menampik semua yang dijelaskan Fatimah adalah berbagai tips yang dilakukan pihaknya agar siswanya tak terlibat hal negatif hingga melanggar hukum.
“Selain itu, dalam setiap kesempatan saya selalu meminta agar guru-guru mengindari tindakan fisik dalam mendidik seperti memukul. Karena anak didik saat ini berbeda dengan anak didik era tahun 90an yang masih menggunakan mistar dan rotan sebagai alat mendisiplin,” jelanya.
Alhasil kata Abdul, selama dirinya dipercayakan memimpin sekolah dengan 786 siswa dan 37 guru itu, belum ada siswanya yang terlibat kasus hukum.
“ekstrakurikuler, keagamaan dan pendekatan itu adalah kunci agar siswa tak melakukan tindakan negatif hingga melanggar hukum,” katanya.
(abinenobm)