Tompaso, BeritaManado.com — Fenomena Gerhana Bulan “Super Blue Blood Moon” yang terjadi pada Rabu (31/1/2018) malam lalu ternyata memiliki makna khusus bagi umat Khonghucu yang ada di Kota Manado dan sekitarnya.
Salah satu Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara Sofyan Jimmy Yosadi SH, gerhana bulan tersebut merupakan yang terakhir jelang perayaan tahun Baru Imlek 2569 Kongzili (26 Februari 2018).
Pada saat terjadinya gerhana tersebut, bertepatan umat Khonghucu melaksanakan sembahyang sujud syukur kehadirat Huang Tian Shang Di, Tuhan Yang Maha Besar di bulan purnama itu.
“Menurut saya, semua peristiwa alam harus disyukuri karena hal itu merupakan anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa, termasuk Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon. Tentu saja hal ini diharapkan akan semakin menguatkan iman dan semangat menyambut Tahu Baru Imlek yang telah menjadi perayaan bersama masyarakat keturunan Tionghoa dengan latas belakang agama masing-masing,” ungkap Yosadi, Jumat (2/2/2018).
Ditambahkan Ketua Bidang Hukum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), semoga peristiwa alam yang terjadi 159 tahun sekali itu akan menjadi sarana introspeksi diri agar setiap orang yang beragama di muka bumi ini menjadi semakin rendah hati dan hidup di jalan yang dikehendaki Tuhan.
(Frangki Wullur)
Tompaso, BeritaManado.com — Fenomena Gerhana Bulan “Super Blue Blood Moon” yang terjadi pada Rabu (31/1/2018) malam lalu ternyata memiliki makna khusus bagi umat Khonghucu yang ada di Kota Manado dan sekitarnya.
Salah satu Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara Sofyan Jimmy Yosadi SH, gerhana bulan tersebut merupakan yang terakhir jelang perayaan tahun Baru Imlek 2569 Kongzili (26 Februari 2018).
Pada saat terjadinya gerhana tersebut, bertepatan umat Khonghucu melaksanakan sembahyang sujud syukur kehadirat Huang Tian Shang Di, Tuhan Yang Maha Besar di bulan purnama itu.
“Menurut saya, semua peristiwa alam harus disyukuri karena hal itu merupakan anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa, termasuk Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon. Tentu saja hal ini diharapkan akan semakin menguatkan iman dan semangat menyambut Tahu Baru Imlek yang telah menjadi perayaan bersama masyarakat keturunan Tionghoa dengan latas belakang agama masing-masing,” ungkap Yosadi, Jumat (2/2/2018).
Ditambahkan Ketua Bidang Hukum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), semoga peristiwa alam yang terjadi 159 tahun sekali itu akan menjadi sarana introspeksi diri agar setiap orang yang beragama di muka bumi ini menjadi semakin rendah hati dan hidup di jalan yang dikehendaki Tuhan.
(Frangki Wullur)