Tompaso – Munculnya nama Irjen (Pol) Benny Josua Mamoto sebagai bakal calon Gubernur pengganti dari Partai Golkar, PKPI dan PKS membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai pribadi yang satu ini. Bisa dimaklumi karena rakyat Indonesia lebih mengenal BJM hanya sebagai seorang Jendral Polisi.
Jumat (25/9/2015) hari ini, BeritaManado.com mencari informasi dari masyarakat desa Pinabetengan, kecamatan Tompaso mengenai keseharian seorang Jendral. Ternyata, tokoh yang disegani di Indonesia bahkan juga oleh dunia internasional ini adalah seorang yang bersahaja dan hidup layaknya petani.
“Bapak (panggilan masyarakat kepada BJM) adalah orang yang baik dan bersahaja. Kalau disini, Bapak berpenampilan layaknya petani biasa. Tidak ada cara berpakaian seorang Jendral atau pejabat. Bahkan Bapak sering dikira masyarakat biasa atau petani oleh tamu-tamu yang datang kesini. Banyak yang bilang, diluar sana Bapak disegani sekali dengan statusnya sebagai seorang Irjen Pol, tapi disini Bapak malah hidup seperti rakyat biasa dan sangat akrab dengan masyarakat,” ujar Sevenly Juju Tandayu, warga Desa Pinabetengan kepada BeritaManado.com, Jumat (25/9/2015).
Salah-satu tim tari Maengket Pinabetengan ini dengan bangga menyatakan bahwa Benny Mamoto adalah figur yang paling tepat untuk memimpin Sulut karena bukan janji yang diberikan kepada masyarakat tapi jauh sebelum itu, sang Jendral sudah memberi bukti perhatian dan tanggungjawabnya kepada daerah Sulawesi Utara.
“Bapak bukan hanya seorang Jendral tapi juga budayawan sejati. Perhatiannya terhadap pelestarian budaya daerah Sulawesi Utara dibuktikan lewat pelaksanaan Festival Seni Budaya setiap tanggal 7 Juli. Institut Seni Budaya adalah juga salah satu buktinya. Ada terompet raksasa, kolintang raksasa, kain tenun terpanjang yang semuanya memegang rekor MURI dan Guinness World Record. Belum lagi galeri yang sudah seperti museum sejarah Minahasa. Itu sebagian bukti bahwa beliau tulus mengabdi.
Perhatian Bapak kepada generasi penerus juga dibuktikan dengan di dirikannya Wale Anti Narkoba pertama di Indonesia. Sumber pengetahuan yang sangat baik kepada masyarakat mengenai narkoba,” jelasnya.
Dimata masyarakat Desa Pinabetengan, Benny Josua Mamoto bukanlah hanya sekedar seorang Jendral. Tapi Tonaas Wangko yang dengan tulus hidup layaknya masyarakat biasa, mengabdi bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi untuk melayani sesama. Besar harapan masyarkat bahwa tokoh yang mereka idolakan ini akan mulus melewati semua tahapan hingga pada tanggal 27 September nanti akan ditetapkan sebagai calon Gubernur Sulut. (srisuryapertama)
Tompaso – Munculnya nama Irjen (Pol) Benny Josua Mamoto sebagai bakal calon Gubernur pengganti dari Partai Golkar, PKPI dan PKS membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai pribadi yang satu ini. Bisa dimaklumi karena rakyat Indonesia lebih mengenal BJM hanya sebagai seorang Jendral Polisi.
Jumat (25/9/2015) hari ini, BeritaManado.com mencari informasi dari masyarakat desa Pinabetengan, kecamatan Tompaso mengenai keseharian seorang Jendral. Ternyata, tokoh yang disegani di Indonesia bahkan juga oleh dunia internasional ini adalah seorang yang bersahaja dan hidup layaknya petani.
“Bapak (panggilan masyarakat kepada BJM) adalah orang yang baik dan bersahaja. Kalau disini, Bapak berpenampilan layaknya petani biasa. Tidak ada cara berpakaian seorang Jendral atau pejabat. Bahkan Bapak sering dikira masyarakat biasa atau petani oleh tamu-tamu yang datang kesini. Banyak yang bilang, diluar sana Bapak disegani sekali dengan statusnya sebagai seorang Irjen Pol, tapi disini Bapak malah hidup seperti rakyat biasa dan sangat akrab dengan masyarakat,” ujar Sevenly Juju Tandayu, warga Desa Pinabetengan kepada BeritaManado.com, Jumat (25/9/2015).
Salah-satu tim tari Maengket Pinabetengan ini dengan bangga menyatakan bahwa Benny Mamoto adalah figur yang paling tepat untuk memimpin Sulut karena bukan janji yang diberikan kepada masyarakat tapi jauh sebelum itu, sang Jendral sudah memberi bukti perhatian dan tanggungjawabnya kepada daerah Sulawesi Utara.
“Bapak bukan hanya seorang Jendral tapi juga budayawan sejati. Perhatiannya terhadap pelestarian budaya daerah Sulawesi Utara dibuktikan lewat pelaksanaan Festival Seni Budaya setiap tanggal 7 Juli. Institut Seni Budaya adalah juga salah satu buktinya. Ada terompet raksasa, kolintang raksasa, kain tenun terpanjang yang semuanya memegang rekor MURI dan Guinness World Record. Belum lagi galeri yang sudah seperti museum sejarah Minahasa. Itu sebagian bukti bahwa beliau tulus mengabdi.
Perhatian Bapak kepada generasi penerus juga dibuktikan dengan di dirikannya Wale Anti Narkoba pertama di Indonesia. Sumber pengetahuan yang sangat baik kepada masyarakat mengenai narkoba,” jelasnya.
Dimata masyarakat Desa Pinabetengan, Benny Josua Mamoto bukanlah hanya sekedar seorang Jendral. Tapi Tonaas Wangko yang dengan tulus hidup layaknya masyarakat biasa, mengabdi bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi untuk melayani sesama. Besar harapan masyarkat bahwa tokoh yang mereka idolakan ini akan mulus melewati semua tahapan hingga pada tanggal 27 September nanti akan ditetapkan sebagai calon Gubernur Sulut. (srisuryapertama)