Kondisi Tugu Pers Mendur Kawangkoan
Kawangkoan, BeritaMinahasa.com — Alex Impurung Mendur dan Frans Sumarto Mendur adalah dua tokoh utama yang berhasil mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023.
Namun sayang, di kampung halamannya sendiri sering terlupakan, walau hanya untuk sekedar membuat Tugu Pers Mendur dan sekitarnya terlihat sedikit lebih bersih dan lain sebagainya.
Pantauan BeritaManado.com beberapa hari jelang HUT RI, kondisi patung Alex Mendur dan Frans Mendur tampak kotor tertutup oleh lumut, sehingga terkesan tak terawat.
Penjaga Tugu Pers Mendur Piere Mendur kepada BeritaManado.com, Kamis (17/8/2023) sore mengatakan bahwa sudah beberapa tahun terakhir ada dua wartawan asal Kawangkoan dan Langowan berinisiatif menggalang dana untuk memperbaharui cat dan dekorasi nuansa merah putih, baik saat HUT RI maupun dalam rangka Hari Pers Nasional.
“Pernah ada satu kali banyak wartawan dari Minahasa melakukan bakti sosial di tempat ini, namun setelah itu tidak lagi. Hanya ada dua wartawan yang melakukan bersih-bersih dan memperbaharui cat. Ada juga pihak lain dari Pengurus PDIP melakukan hal serupa, namun setelah itu belum ada gerakan yang sama,” jelas Mendur.
Pernah juga dari Pemerintah Kabupaten Minahasa datang ke tempat ini melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, namun sampai saat ini tidak ada tindaklanjutnya. Kami juga sebagai bagian dari keluarga Alex Mendur dan Frans Mendur tidak meminta apa-apa selain perhatian untuk melestarikan hasil karya mereka berdua,” ucap Piere Mendur.
Kiprah Mendur bersaudara sebenarnya sangat besar jasanya bagi bangsa Indonesia, karena selain wartawan foto kepercayaan Presiden RI Soekarno, keduanya juga memiliki koleksi ribuan negatif film yang berisikan rekaman peristiwa momen-momen bersejarah bangsa Indonesia selain Proklamasi Kemerdekaan.
Piere Mendur menuturkan bahwa status dan gelar Pahlawan Nasional sangat layak disematkan kepada Alex Mendur dan Frans Mendur, namun tentu ada ketentuan yang harus dipenuhi.
“Namun saya rasa hal itu sulit terwujud jika warga Kawangkoan sendiri tidak menunjukkan kepeduliannya. Jangan sampai orang di luar Kawangkoan lebih peduli daripada yang ada di kampung halaman sendiri dari Mendur bersaudara ini,” tutur Piere Mendur.
(Frangki Wullur)