Airmadidi-Setelah beberapa hari diperiksa intensif, akhirnya Polres Minut merilis hasil otopsi dari RSUP Kandou Manado yang mengungkap penyebab kematian Jemmy Sumendap (48), ASN Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Minut, yang ditemukan tergantung di gedung kantor Sekretariat KONI Minut beberapa waktu lalu.
“Hasil otopsinya sudah ada. Kematian korban antara dua sampai tiga hari sebelum diotopsi,” ujar Kapolres Minahasa Utara AKBP Eko Irianto SIK melalui Kapolsek Airmadidi AKP Edy Susanto didampingi Wakapolsek Ipda Ronald Mawuntu ketika dikonfirmasi Jumat (18/11/2016).
Dijelaskannya, kematian korban akibat adanya penyumbatan saluran pernapasan.
“Kekerasan dengan benda tumpul yang ada pada leher korban sesuai dengan kasus gantung. Berdasarkan hasil otopsi itu dari saksi ahli, kita menduga kuat korban tewas akibat gantung diri,” lanjut Kapolsek.
Ditanya soal dugaan kasus kekerasan, Kapolsek menegaskan bahwa pada bagian tubuh lainnya tidak ditemukan tanda kekerasan.
“Sedangkan soal darah dari tubuh korban saat ditemukan, darah itu keluar dari tubuh korban karena kondisinya sudah dua sampai tiga hari meninggal sehingga sudah ada jaringan tubuh yang mulai pecah,” tegas Kapolsek.(findamuhtar)
Airmadidi-Setelah beberapa hari diperiksa intensif, akhirnya Polres Minut merilis hasil otopsi dari RSUP Kandou Manado yang mengungkap penyebab kematian Jemmy Sumendap (48), ASN Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Minut, yang ditemukan tergantung di gedung kantor Sekretariat KONI Minut beberapa waktu lalu.
“Hasil otopsinya sudah ada. Kematian korban antara dua sampai tiga hari sebelum diotopsi,” ujar Kapolres Minahasa Utara AKBP Eko Irianto SIK melalui Kapolsek Airmadidi AKP Edy Susanto didampingi Wakapolsek Ipda Ronald Mawuntu ketika dikonfirmasi Jumat (18/11/2016).
Dijelaskannya, kematian korban akibat adanya penyumbatan saluran pernapasan.
“Kekerasan dengan benda tumpul yang ada pada leher korban sesuai dengan kasus gantung. Berdasarkan hasil otopsi itu dari saksi ahli, kita menduga kuat korban tewas akibat gantung diri,” lanjut Kapolsek.
Ditanya soal dugaan kasus kekerasan, Kapolsek menegaskan bahwa pada bagian tubuh lainnya tidak ditemukan tanda kekerasan.
“Sedangkan soal darah dari tubuh korban saat ditemukan, darah itu keluar dari tubuh korban karena kondisinya sudah dua sampai tiga hari meninggal sehingga sudah ada jaringan tubuh yang mulai pecah,” tegas Kapolsek.(findamuhtar)