JAKARTA – Haris Rusly, petisi 28 dalam rilis ke beritamanado.com, Senin (6/2) menegaskan, era reformasi, dan pemerintahan SBY-Boediono, telah membunuh industri nasional, dan melahirkan tiga kelas parasit, yakni, kelas pemeras (pungli), dan korup yang rekeningnya gendut. (1) Kelas politisi (2) Kelas polisi, (3). Kelas birokrat.
Karena itu, kata Haris Rusly, metode yang dipakai oleh buruh memperjuangkan hak-haknya, agar mendapatkan upah yang layak dengan menduduki aset vital, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan merupakan satu metode yang tepat, dan patut dicontoh pemuda.
Menurut Haris, ada dua bentuk pencapaian yang menjadi contoh perjuangan revolusi. Pertama, gerakan rakyat Bima, dengan 30 ribu massa yang bersatu, terpimpin, dan idealis berhasil memaksa Bupati Bima mencabut SK-nya soal tambang. Kedua, Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (KONAMI) yang diikuti ratusan mahasiswa dari 128 kampus yang tersebar di Indonesia.(del)
JAKARTA – Haris Rusly, petisi 28 dalam rilis ke beritamanado.com, Senin (6/2) menegaskan, era reformasi, dan pemerintahan SBY-Boediono, telah membunuh industri nasional, dan melahirkan tiga kelas parasit, yakni, kelas pemeras (pungli), dan korup yang rekeningnya gendut. (1) Kelas politisi (2) Kelas polisi, (3). Kelas birokrat.
Karena itu, kata Haris Rusly, metode yang dipakai oleh buruh memperjuangkan hak-haknya, agar mendapatkan upah yang layak dengan menduduki aset vital, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan merupakan satu metode yang tepat, dan patut dicontoh pemuda.
Menurut Haris, ada dua bentuk pencapaian yang menjadi contoh perjuangan revolusi. Pertama, gerakan rakyat Bima, dengan 30 ribu massa yang bersatu, terpimpin, dan idealis berhasil memaksa Bupati Bima mencabut SK-nya soal tambang. Kedua, Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (KONAMI) yang diikuti ratusan mahasiswa dari 128 kampus yang tersebar di Indonesia.(del)