Manado, BeritaManado.com — RSUP Prof Dr R D Kandou Manado di bawah pimpinan Direktur Utama (Dirut), Dr dr Ivonne Rotty MKes, menggelar operasi Transplantasi Ginjal di CVBC RS Kandou, Minggu (28/7/2024).
Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUP Kandou Manado, dr Wim Damopolii SpB SpU MM Mkes mengatakan, operasi transplantasi ginjal ini yang kedua kalinya digelar RSUP Kandou.
Untuk donor dan resipien, kata dia, statusnya anggota keluarga atau Ibu-Anak.
Dalam kesempatan itu, Dokter Wim menyoroti tantangan yang ada dalam operasi transplantasi ginjal ini, yakni soal donor.
Dirinya mengakui bahwa perlu adanya upaya memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat terkait transplantasi ginjal.
“Menjadi constrain (batasan,red) adalah bagaimana memobilisir donor, ini menjadi challengge (tantangan,red),” pungkasnya.
“Masyarakat belum terbiasa bahwa ada pengobatan yang menawarkan atau memberikan peningkatan quality of life jika dibandingkan dengan metode lain, yakni cuci darah. Sebab kalau sudah transplantasi ginjal maka cuci darah tak perlu lagi,” tambahnya.
Ke depan diharapkannya, hal ini akan terus berlanjut di RS Kandou sehingga nanti bisa mandiri menggelar transplantasi ginjal ini.
Lepas dari itu, kata dia, harapan besar bahwa terobosan RS Kandou tidak berhenti pada transplantasi ginjal saja, melainkan berlanjut pada operasi lainnya seperti transplantasi hati dan kornea.
“Kita berharap operasi transplantasi yang ketiga, keempat, dan seterusnya bisa terus dilakukan. Kalau perlu, program pemerintah, bukan hanya transplantasi ginjal, tapi transplantasi hati dan juga kornea bisa dilakukan di sini,” ungkap dr Wim Damopolii.
Lanjut dirinya merasa bangga menjadi bagian dari lembaga center of excellent RS Kandou karena menjadi yang pertama di wilayah Indonesia Timur yang menggelar operasi transplantasi ginjal, yakni pada 18 Maret 2023 lalu.
Adapun sebelum bisa melakukan transplantasi ginjal secara mandiri, kata dia, RS Kandou kekinian masih dalam pendampingan rumah sakit pengampuh lainnya seperti RSCM.
“Transfer of Knowledge, transfer of technology itu masih tetap dari kawan-kawan yang sudah lebih “profesional” seperti RSCM,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Medik Penunjang dan keperawatan, dr Dokter Jehezkiel Panjaitan SH MARS, membeberkan persiapan yang telah dilakukan tim.
”Tim sudah siap menjalankan tugas ini. Tim terbagi dua, yakni tim untuk donor dan resipien. Terkait dengan segala peralatan alat medis yang akan di gunakan sudah disiapkan oleh tim,” kata dokter Jehezkiel.
(jenlywenur)