Tomohon, BeritaManado.com – Senandung merdu “O Ina Ni Keke”, bergema di Puncak Padies Kimuwu, Minggu (27/6/2021), serta bermacam seni dan budaya Minahasa tersaji, menambah suasana kedaerahan asli nyiur melambai.
Ini adalah Festival Mahatambulelen yang digagas Tonaas Rinto Taroreh bersama komunitas-komunitas budaya dari seluruh tanah Malesung (Minahasa).
Di festival ini, bergantian kelompok bahkan perorangan menampilkan bakat di atas pangung bebas, bahkan ada lukisan karya anak muda yang terpampang di sekitar panggung utama.
“Ini sebuah langkah yang tepat di derasnya degradasi identitas luhur. Di saat arus modernisasi dan digitalisasi menghantam sebagian besar anak muda. Ini upaya yang sangat baik,” ujar Rivo Gosal, salah satu pegiat budaya.
Bersamaan, Tonaas, Rinto Taroreh, mengatakan festival ini merupakan ruang pembelajaran untuk para anak muda.
“Ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang kebudayaan kita dengan cara yang tidak kaku,” ujarnya.
Rinto menjelaskan lagi, sepeti halnya pengetahuan tentang adanya dua situs Minahasa yang sangat penting disini.
“Situs Watu Marengke dan Watu Sio Kurur, kiranya bisa menjadi wisata budaya. Festival ini bisa menjadi salah satu instrumen agar kebudayaan bisa bersama-sama dengan kita di era kekinian,” tandasnya.
(Dedy Dagomes)