Manado — Sejak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) mewabah di hampir seluruh bagian dunia, masyarakat mulai membiasakan diri untuk merubah gaya hidup demi bisa bertahan.
Gaya hidup yang di maksud yaitu lebih mengutamakan kesehatan dan keamanan dibanding sebelum adanya pandemi COVID-19.
Bahkan, kini digaungkan yang namanya The New Normal atau era New Normal, di mana gaya hidup seperti itu akan berkelanjutan diterapkan oleh masyarakat meski pandemi dinyatakan berakhir.
Indonesia, termasuk didalamnya Sulawesi Utara (Sulut) juga harus bersiap diri untuk menghadapi hal ini.
Situasi yang disebut era New Normal ini bisa dikatakan sebagai kehidupan di mana dalam memenuhi kebutuhan setiap hari, masyarakat akan lebih mengutamakan sustainable living, sehingga jadilah segala urusan akan dilaksanakan berdasarkan prosedur kesehatan dan keamanan.
Hal ini pun jelas akan turut mempengaruhi pariwisata di Sulut, apalagi sektor ini merupakan sektor andalan penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang juga turut bekerja sebagai motor bagi sektor lainnya.
Kepada BeritaManado.com, Staf Khusus Gubernur Sulut bidang pariwisata Dino Gobel mengungkapkan, dari sisi pariwisata di era New Normal, Sulut harus siap dalam dua hal, yaitu dari sisi destinasi dan internal.
Di satu sisi, Sulut harus siap menjadi destinasi yang memenuhi tuntutan kebutuhan kesehatan dan keamanan (hygienis and secure).
“Artinya, semua infrastruktur wisata memenuhi dua standar itu. Contoh kecil, toiletnya, makanannya, penginapannya hingga souvenir,” ujar Dino Gobel, Jumat (22/5/2020) via WhatsApp.
Manajemen obyek wisata pun didorong untuk makin baik hingga nanti akan muncul moratorium, batasan kuota turis untuk masuk destinasi.
Di sini, massive tourism akan dibatasi sehingga sebuah sarana dan obyek wisata harus menyiapkan itu.
Sedangkan, poin kedua yang harus disiapkan secara internal yaitu sosialisasi ke masyarakat lokal.
Hal ini penting karena nanti akan muncul masyarakat yang paranoid atau curiga berlebihan terhadap turis asing.
“Nah, pariwisata Sulut harus bisa men-drive masyarakat lokal untuk yakin dengan prosedur keamanan yang ditetapkan sehingga turis yang tiba di sulut tidak menakutkan bagi mereka dan masyarakat akan mendorong dan mendukung program pariwisata,” kata Dino.
Dino Gobel pun mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Sulut lewat Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandou dibantu Sekretaris Daerah Edwin Silangen, sangat peduli dan solid dalam managemen pariwisata.
Itu sebabnya, Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily bertugas untuk menyiapkan prosedur dan kondisi destinasi serta obyek wisata agar siap menghadapi era baru pasca pandemi COVID-19.
“Bahkan yang membuat kami salut terhadap Pak Kadis Henry Kaitjily, yaitu telah menyiapkan sebuah video prosedur wisata new normal di Sulut. Secepatnya, video ini akan dilaunching dan di-declare masyarakat wisata dunia bahwa Sulut sebagai Gerbang Pasifik so siap,” ungkap Dino.
Prosedur tersebut dikatakan Dino sudah disosialisasikan Dinas Pariwisata kepada para stakeholder, baik asosiasi maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Kota.
“Insya Allah, Sulut akan menjadi salah satu yang pertama men-declare prosedur pariwisata safe dan hygienis New Normal Era di Indonesia,” pungkas Dino.
(srisurya)