BeritaManado.com — SELASA, 7 Januari 2025, sore Pukul 16.15 WITA.
Usai hadiri acara HUT ke-54 sekaligus perayaan Natal Asita Sulawesi Utara, saya terima kabar menggembirakan dari seorang kawan.
Namanya Riry.
Ia adalah manajer charter sebuah maskapai penerbangan domestik nasional.
“Saya lagi di Shanghai bro. Di Cina,” katanya lewat percakapan smartphone saat itu.
Persahabatan saya dan Riry telah terjalin kurang lebih lima ahun.
Sejak 2019.
Dia fokus dalam dunia penerbangan, khususnya di bisnis ground handling dan charter.
Pada 2016, kala market Cina dan Asia Pasifik kali pertama dibuka, Riry termasuk ikut meramaikan jalur penerbangan Cina ke Manado.
Lantas, ada kabar apa di sore hari kemarin dari Shanghai?
“Maskapai kami akan segera terbangi Shanghai Manado. Sistem carter kerjasama dengan agent Cina,” ujarnya antusias.
Manado itu jadi magnet bagus di Cina saat ini.
Agen wisata kerap menyebut Manado sebagai sorga wisata baru di Indonesia.
“Bukan hanya Bali atau Labuan Bajo. Ayo smangat Bung Dino,” ajaknya.
Dengan gayanya khasnya, suara berat berwibawa namun ceria, dia menambahkan, “Kawan kawan di Shanghai becerita bahwa Bung Dino dan Mas Menteri (Sandiaga Uno), September lalu melobi beberapa penerbangan Shanghai yah,” katanya.
Insya Allah ini hasilnya.
Tanpa terasa ini hari ke-8 di tahun 2025.
Dunia pariwisata Sulut memberikan sejumlah kabar positif.
Optimisme ramai kembalinya para wisatawan asing ke manado.
Hal ini ditandai dengan terbukanya kembali sejumlah konektivitas penerbangan langsung Cina.
Dan juga turis dari negara negara di wilayah Asia Timur lainnya seperti Korsel, Jepang, Taiwan, yang antusias ke Manado menggunakan jalur penerbangan Scoot Singapore, Air Asia Kinabalu hingga China Southern Guangzhou.
“Meningkat penumpang Jepang, Korrsel, Taiwan via Singapore,” kata kawan-kawan Angkasa Pura Manado.
Bahkan, catatan Bandara Manado, Desember 2024 kemarin, Transnusa resmi membuka reguler Gyangzhou Manado dan Fuzhou Manado.
Terakhir, Januari awal, Nanjing Manado telah dimulai.
Ada juga sahabat saya yang lainnya, Ariesta.
Beliau seorang GM Grand Luley Hotel Manado menyodorkan indikator optimisme 2025 ini.
“Ramai bookingan asing ke hotel kami,” tuturnya.
Rata-rata dari Cina, Taiwan dan Asia Timur lainnya.
“Kami yakin, kemeriahan wisatawan ke Manado di periode sebelum Covid-19 di 2016 sd 2019, akan balik lagi mulai 2025 ini,” timpalnya optimis.
Banyak keyakinan bahwa sektor pariwisata Sulut akan semakin bergeliat.
Apalagi, kucuran dana DIPA dan TKD pemerintah pusat untuk 2025 ini, tidaklah sedikit.
Yaitu Rp22,43 Triliun.
Diharapkan dana ini akan ikut menyentuh pembenahan infrastruktur dan SDM yang akan menjadi daya pikat kekuatan sektor pariwisata Sulut.
Kelak akan bikin turis enjoy, mau long stay dan more spend money.
Bahkan balik lagi.
Optimisme kemajuan pariwisata Sulut juga terkuak melalui perhatian penuh Presiden Prabowo.
Terbukti, pembenahan menurunkan harga tiket maskapai, sebuah bukti kuatnya komitmen ini.
Sebab sudah jadi rahasia umum, pariwisata di wilayah Indonesia Timur — termasuk torang di Sulut, melambat, turis sedikit, karena harga tiket mahal dari Jakarta dan Bali.
Tapi Pak Prabowo langsung lakukan pembenahan.
Insya Allah tetap komitmen turunkan harga tiket ini.
Di sisi lain, kepada Gubernur Sulut terpilih Yulius Selvanus terungkap pesan khusus RI 1 bahwa sektor pariwisata Sulut adalah salah satu prioritas yang harus digenjot.
Dalam konteks ini, saya yakin.
Sebagaimana sustainable program pembangunan termasuk pariwisata di kepemimpinan nasional antara Jokowi ke Prabowo, juga akan terjadi.
Antara Gubernur Olly Dondokambey ke Gubernur terpilih Yulius Selvanus.
Saya, dan torang semua meyakini itu.
Fokus memajukan sektor pariwisata adalah langkah tepat.
Karena di sektor ini, bernaunglah tenaga kerja yang tidak sedikit.
Kementrian Pariwisata RI menyebutkan, pada 2019 saja, tercatat 13 juta tenaga kerja tersebar di berbagai sub sektor pariwisata.
Pada 2021 menuju 2024?
Kementrian menyebut hampir 20 juta orang.
PBB melalui ILO bahkan menyebutkan hampir 10 persen naker global, di sektor tourism.
Di Sulut?
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat 2.66 juta penduduk provinsi ini.
Ada 17 persen tersebar di Manado.
Dari jumlah penduduk sebanyak itu, 1,3 juta adalah angkatan kerja.
1,25 juta adalah aktif bekerja.
Itu data BPS yang dirilis 2023.
Pekerja di sektor pariwisata ikut mewarnai jumlah ini.
Jika dikalikan anak dan istri serta keluarga inti?
Bukanlah jumlah sedikit!
Optimisme 2025 harus kita sambut bersama.
Pemerintah dan masyarakat, serta stakeholder, harus saling bahu-membahu majukan pariwisata.
Sebab memajukan bidang ini, tak sekadar menjadikannya sebagai sektor hura-hura seremonial semata.
Artinya, jangan dilihat sebagai bidang dengan hanya sekadar program bikin acara lomba atau even-even dengan roadmap dan goal tak jelas hamburkan uang, sedikit manfaat buat rakyat.
Tapi harus disertai dengan kinerja terukur berbasis integrated sustanaible programe.
Yaitu, satu program harus bisa jadi trigger sektor lainnya.
Goal akhirnya: kesejahteraan masyarakat.
Daerah maju.
Sebab, bicara pariwisata, kita harus bisa menyentuh kemajuan sektor SDM, keterlibatan masyarakat dan pelaku.
Industri kreatif, hingga infrastruktur sampai amenitis dan atraksi di 15 destinasi kabupaten kota.
“Semua program pemerintah harus menyentuh masyarakat. Dirasakan masyarakat. Jangan jadi program eksklusif pemerintah saja!,” pesan tegas Presiden Prabowo sangat relevan dalam konteks ini.
Finally.
Kabar sore dari Shanghai adalah alert bahwa serbuan wisatawan ke Manado bahkan Sulut harus kita sambut dengan penguatan daya saing kita di daerah.
Bahasa asing, keramahtamahan, infrastruktur, inovasi souvenir hingga pemasaran berbasis digital yang masih lemah.
Hingga, jadikan wilayah Bolmong Raya (BMR) sebagai destinasi agrowisata andalan melalui perpanjangan runway Bandara Lolak agar bisa didarati pesawat jenis lebih besar ketimbang sekarang.
Insya Allah kelak saya ingin nulis khusus soal destinasi agro BMR.
“Sulawesi Utara itu istimewa. Masyarakat dan pemerintahnya solid. Alam nya cantik. Investor sangat meminatinya,” kata Leo Budiman, owner Transnusa Air dalam percakapan akhir tahun dengan saya.
Maju pariwisata Sulut!
Penulis Adalah Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Pariwisata