Manado — Mochamat Firman Mustika SH MH yang akrab disapa Ai Firman kini dikenal sebagai anak muda yang karirnya sedang menanjak.
Selain dikenal sebagai advokat, Firman juga merupakan seorang akademisi di Universitas Trinita Manado.
Sejak 2011, Firman memang telah memulai perjalanan karirnya di berbagai bidang, seperti menjadi Wakil Pimpinan Umum Media Online PilarSulut.com (2011-2012), General Manager di PT. Tarsius Internusa Media Online SulutToday.com (2012-2013), Legal Bank Syariah Mandiri Wilayah VII Indonesia Timur (2015-2017), Legal Bank Bukopin Cabang Manado (2016-2018),Legal PT. Bias Mandiri Grup Batam (2016-2021), dosen tetap di Universitas Trinita Manado (2019-sekarang), Legal PT. Mahamu Hebat Sejahtera (Tambang Emas Sangihe), Legal PT. Bangun Minanga Lestari (2021) dan Legal Jles Hotel Manado (2021).
Di luar itu, Firman juga aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan dan merupakan purna Paskibraka, bahkan pada tahun 2020 dipercaya sebagai Sekretaris Pengurus Purna Paskibraka Manado.
Berbagai pencapaiannya tersebut, diakui Firman merupakan hasil doa orang tua yang dibarengi dengan kerja keras.
Pria kelahiran Manado, 27 April 1989 ini memang diketahui dekat dengan orang tua meski dibesarkan di lingkungan militer.
Diketahui, Firman merupakan anak tunggal dari pasangan Kapten Inf (Purn) Hi. M. Adikasan (Almarhum) dan Dra Hj Djaina Pusung.
Pengalaman paling membahagiakan dan tak terlupakan bagi Firman yaitu saat bersama dengan almarhum ayah dan ibunya bepergian ke Jakarta waktu kecil.
Kedekatan Firman dan orang tua pun terlihat jelas hingga kini, di mana Firman dan sang ibu bahkan punya nama panggilan khusus yaitu sayang.
Kepada BeritaManado.com, Firman mengungkapkan, sejak kecil dirinya sudah terbiasa untuk hidup disiplin dan belajar bekerja keras serta profesional.
“Masa kecil saya itu di kompleks ABRI, remaja dan dewasa di lingkungan TNI juga. Jadi memang terbiasa dengan lingkungan seperti itu,” ujar Firman yang juga punya hobi main PlayStation ini.
Itu sebabnya, karakter dan kehidupannya banyak dipengaruhi oleh kedua orang tua, termasuk tentang bagaimana nilai-nilai hidup yang dipegangnya hingga kini.
“Hidup sederhana dan mandiri. Itu yang selalu saya ingat dan laksanakan” kata Firman.
Menariknya, cita-cita Firman waktu kecil ternyata berbeda jauh dengan karir yang dijalaninya saat ini, di mana Firman kecil sempat ingin menjadi dokter saat sudah dewasa.
Meski demikian, bagi Firman, intinya bukanlah sekarang dirinya berhasil menjadi sesuai dengan apa yang dicita-citakan waktu kecil, tetapi sejauh apa dirinya berhasil menjadi pribadi yang berkualitas dan bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.
Hal itu sesuai dengan filosofi hidup yang dianutnya yaitu lebih baik sedikit menikmati daripada banyak dalam khayalan.
Dengan segala pencapaiannya kini, Firman pun mengatakan, dirinya tidak lantas berpuas diri tapi akan terus menekuni karirnya dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri.
“Sesuai dengan target jangka panjang dalam hidup saya, yaitu bagaimana bisa banyak bantu orang yang tidak mampu, biar banyak yang doakan untuk berkah setiap pekerjaan,” pungkas Firman.
(srisurya)