Manado, BeritaManado.com – Jauh hari sebelum pemilihan Presiden secara langsung dilaksanakan di Indonensia, masyarakat Minahasa telah lebih dahulu mengenal proses demokrasi melalui pemilihan langsung.
Dijelaskan akademisi Universitas Sam Ratulangi, Dr Ivan Kaunang pada Diskusi Publik “Mewujudkan Pemilukada yang Aman dan Damai” yang digelar Forum Wartawan DPRD (Forward) Sulut, bekerjasama dengan Lembaga Kajian Sosial dan Politik Tumbelaka Akademic, di Rumah Kopi Sario, Jumat (9/2/2018) sore, kecerdasan orang Minahasa dalam proses demokrasi terkikis oleh modernisasi.
“Tahun 1950 Minahasa sudah melaksanakan Pemilukada. Kala itu ada partai-partai keluarga seperti Partai Walewangko, Partai Supit, Partai Kaunang dan partai-partai lainnya. Orang Minahasa itu pandai berpolitik ketika itu mereka memilih menggunakan hati, tapi sekarang sudah tergeser oleh kemajuan zaman,” ujar Ivan Kaunang pada diskusi yang dimoderatori Ketua Forward Sulut, Jerry Palohoon ini.
Awal pergeseran cara berdemokrasi masyarakat Minahasa lanjut Ivan Kaunang ketika kolonial Belanda mulai memengaruhi para tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh adat. Para Tonaas Minahasa di-birokratisasi.
“Mereka diberi pangkat, gaji, kuda dan fasilitas lainnya. Telah terjadi pergeseran nilai hingga sekarang masyarakat mudah dipengaruhi materi ketika ikut Pemilukada dan ajang demokrasi lainnya,” tandas Ivan Kaunang pada diskusi yang menghadirkan keynote speaker Kapolda Sulut, Irjen Pol Bambang Waskito, pembicara pendamping Ketua Komisi I DPRD Sulut, Drs Ferdinand Mewengkang MM, Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulut, Tonny Lasut dan diliput 50 lebih wartawan ini.
Di akhir diskusi dilaksanakan deklarasi penandatanganan komitmen Mewujudkan Pemilukada yang Aman dan Damai.
(JerryPalohoon)