MANADO – Dinas pariwisata dan kebudayaan (Disparbud) Manado menuai sorotan warga menyusul tidak adanya lagi pagelaran seni dan budaya yang telorkan institusi tersebut.
Meski tidak mengklaim telah terjadi sesuatu yang tak beres, namun peran yang ditunjukkan Disparbud Manado merupakan bukti tidak sinkronnya instansi itu mendukung sepenuhnya misi dan visi pemerintah menjadikan Manado sebagai Kota Ekowisata.
Robert Panontongan pemerhati budaya Kota Manado mengaku kecewa dengan tidak adanya kegiatan yang digelar Disparbud. Dia juga mengatakan Disparbud jangan cuma mengumbar janji tanpa mampu untuk merealisasikannya.
“Buktinya hingga saat ini tidak ada kegiatan sama sekali. Sebaliknya, jika gelaran budaya dapat dipentaskan akan memberi nilai tambah, dimana seni budaya kita yang kembali akan terangkat,” kata Robert mengingatkan.
Kadispasbud Manado Peter Assa kepada wartawan mengatakan kalau pihaknya telah merancang program untuk disuguhkan setiap akhir pekan. Namun rencana itu tak bisa terealisasi karena hujan.
Assa mengaku tujuan pagelaran kesenian dan budaya selain untuk mengembalikan fungsi TKB juga untuk menyentuh potensi dunia pariwisata di Manado.
“Untuk sekali pentas panitia mengeluarkan anggaran antara sepuluh hingga hingga lima belas juta dan itu sudah ditata di APBD. Sedangkan untuk pagelaran berskala besar anggaran bisa mencapai tiga puluh hingga empat puluh juta. Untuk tahun ini diprogramkan sedikitnya ada tiga puluh pentas yang bakal digelar,” jelas Pieter. (is)
MANADO – Dinas pariwisata dan kebudayaan (Disparbud) Manado menuai sorotan warga menyusul tidak adanya lagi pagelaran seni dan budaya yang telorkan institusi tersebut.
Meski tidak mengklaim telah terjadi sesuatu yang tak beres, namun peran yang ditunjukkan Disparbud Manado merupakan bukti tidak sinkronnya instansi itu mendukung sepenuhnya misi dan visi pemerintah menjadikan Manado sebagai Kota Ekowisata.
Robert Panontongan pemerhati budaya Kota Manado mengaku kecewa dengan tidak adanya kegiatan yang digelar Disparbud. Dia juga mengatakan Disparbud jangan cuma mengumbar janji tanpa mampu untuk merealisasikannya.
“Buktinya hingga saat ini tidak ada kegiatan sama sekali. Sebaliknya, jika gelaran budaya dapat dipentaskan akan memberi nilai tambah, dimana seni budaya kita yang kembali akan terangkat,” kata Robert mengingatkan.
Kadispasbud Manado Peter Assa kepada wartawan mengatakan kalau pihaknya telah merancang program untuk disuguhkan setiap akhir pekan. Namun rencana itu tak bisa terealisasi karena hujan.
Assa mengaku tujuan pagelaran kesenian dan budaya selain untuk mengembalikan fungsi TKB juga untuk menyentuh potensi dunia pariwisata di Manado.
“Untuk sekali pentas panitia mengeluarkan anggaran antara sepuluh hingga hingga lima belas juta dan itu sudah ditata di APBD. Sedangkan untuk pagelaran berskala besar anggaran bisa mencapai tiga puluh hingga empat puluh juta. Untuk tahun ini diprogramkan sedikitnya ada tiga puluh pentas yang bakal digelar,” jelas Pieter. (is)