Manado — Sulawesi Utara kini mencatatkan prestasi di bidang pertanian, yaitu peringkat keempat nasional dalam hal penanaman padi, jagung, kedelai (pajale).
Hal tersebut dikarenakan pemanfaatan lahan tidur atau lahan berpotensi di Sulut kian dimaksimalkan lewat kerjasama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian dengan TNI.
Di Sulut sendiri, hal tersebut dipertegas dengan kehadiran Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Sumardjo Gatot Irianto di Korem 131/Santiago dalam rangka pelaksanaan rapat koordinasi bersama pihak Korem 131/Santiago yang diwakili Kasiter Kolonel Inf Saripuddin, para Dandim dan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan program tersebut.
“Untuk luas lahan tahun ini, tidak ada lagi diskusi tapi langsung eksekusi. Dalam artian, fokus kerja semaksimal mungkin karena kalau diskusi terus tidak akan jalan. Posisi Sulut sekarang dari nomor antah berantah jdi yang keempat, jadi ini harus dimaksimalkan, terutama pemanfaatan lahan tidur,” ujar Gatot Irianto dalam perbincangan bersama BeritaManado.com di ruang tamu Danrem 131/Santiago.
Lanjutnya, selain upaya pemanfaatan yang bisa lebih maksimal, seperti program cetak sawah baru dan perluasan penanaman jagung, satu hal yang perlu diwaspadai oleh instansi terkait adalah mark up yang sering ditemui.
“Laporan luas lahan berapa, yang ditanam berapa. Bibit atau pupuk harga dan kualitasnya berapa, dilaporkan berapa. Itu sering kita temui. Makanya enak kerjasama dengan TNI karena transparan dilaporkan. Instansi kita harus jauhi yang namanya mark up, setidaknya tanggung jawab saya untuk mengingatkan itu sudah saya lakukan saat ini,” tambahnya.
Gatot pun menegaskan bagi dinas-dinas yang ada untuk turut bekerja keras, jangan melimpahkan segala sesuatu kepada TNI.
“Jangan karena sudah ada TNI yang kerja, jadi dinas-dinas santai saja. Semua harus kerja,” tutupnya.
(srisurya)
Manado — Sulawesi Utara kini mencatatkan prestasi di bidang pertanian, yaitu peringkat keempat nasional dalam hal penanaman padi, jagung, kedelai (pajale).
Hal tersebut dikarenakan pemanfaatan lahan tidur atau lahan berpotensi di Sulut kian dimaksimalkan lewat kerjasama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian dengan TNI.
Di Sulut sendiri, hal tersebut dipertegas dengan kehadiran Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Sumardjo Gatot Irianto di Korem 131/Santiago dalam rangka pelaksanaan rapat koordinasi bersama pihak Korem 131/Santiago yang diwakili Kasiter Kolonel Inf Saripuddin, para Dandim dan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan program tersebut.
“Untuk luas lahan tahun ini, tidak ada lagi diskusi tapi langsung eksekusi. Dalam artian, fokus kerja semaksimal mungkin karena kalau diskusi terus tidak akan jalan. Posisi Sulut sekarang dari nomor antah berantah jdi yang keempat, jadi ini harus dimaksimalkan, terutama pemanfaatan lahan tidur,” ujar Gatot Irianto dalam perbincangan bersama BeritaManado.com di ruang tamu Danrem 131/Santiago.
Lanjutnya, selain upaya pemanfaatan yang bisa lebih maksimal, seperti program cetak sawah baru dan perluasan penanaman jagung, satu hal yang perlu diwaspadai oleh instansi terkait adalah mark up yang sering ditemui.
“Laporan luas lahan berapa, yang ditanam berapa. Bibit atau pupuk harga dan kualitasnya berapa, dilaporkan berapa. Itu sering kita temui. Makanya enak kerjasama dengan TNI karena transparan dilaporkan. Instansi kita harus jauhi yang namanya mark up, setidaknya tanggung jawab saya untuk mengingatkan itu sudah saya lakukan saat ini,” tambahnya.
Gatot pun menegaskan bagi dinas-dinas yang ada untuk turut bekerja keras, jangan melimpahkan segala sesuatu kepada TNI.
“Jangan karena sudah ada TNI yang kerja, jadi dinas-dinas santai saja. Semua harus kerja,” tutupnya.
(srisurya)