Bitung, Beritamanado.com – Aksi anarkis mewarnai Kongres Kemaritiman Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke XXI.
Kongres yang digelar di Ambon mulai tanggal 28 November dan akan ditutup 02 Desember 2019 dikabarkan diwarnai aksi pemukulan terhadap peserta oleh panitia.
Aksi itu dibenarkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Kota Manado, Ramar Rahasia yang menyatakan dalam Kongres kali ini Panitia Lokal maupun Panitia Nasional tidak profesional bahkan ada yang bertidak anarkis kepada peserta.
“Saya sangat mengecam keras tindak anarkis yang dilakukan panitia,” kata Ramar, Senin (02/12/2019).
Menurutnya, panitia dari awal pelaksanaan kegiatan tidak profesional karena sampai pada hari ketiga ada puluhan utusan DPC yang masih tidak mendapatkan akomodasi penginapan dan juga ada beberapa DPC yang sampai ditelantarkan.
“Klimaksnya pada Minggu malam, ada beberapa DPC yang sudah disahkan menjadi peserta tidak diijinkan masuk ke arena sidang dan cenderung dipersulit,” katanya.
Ketika peserta mempertanyakan haknya, kata dia, sejumlah panitia yang berbuat tindakan anarkis kepada peserta, bahkan Sekjend dan Ketum hampir dikeroyok, karena membela peserta yang dipersulit masuk ke ruangan sidang.
“Pada saat itu juga Sekjend dipaksakan masuk namun dengan cara kekerasan,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPC GMNI Kota Bitung, Inggreyit Kumentas yang pada saat Kongres delegasi mereka dipersulit untuk mendapatkan akses masuk.
“Delegasi kami dipersulit untuk masuk. Anehnya dalam sidang-sidang sebelumnya delegasi kami sudah disahkan menjadi peserta, tapi tetap saja tidak di izinkan masuk hanya karena menurut panitia tidak memiliki id card,” kata Inggreyit.
Anehnya menurut dia, ketika delegasi DPC Kota Bitung menanyakan id card dan perlengkapan dua hari berturut-turut panitia mengatakan telah habis.
“Inikan tidak profesional,” kesalnya.
Inggreyit menilai, panitia terus mempersulit memberikan akses masuk dengan alasan yang terlalu berbelit-belit.
“Kami sudah melapor ke panitia, tetapi alasan mereka terlalu berbelit-belit. Waktu selesai sidang pengesahan peserta katanya akan diserahkan id card dan perlengkapan pada besok hari, tapi pada besok harinya kami disuruh registrasi sedangkan posisi registrasi ada di dalam gedung Christian Center yang dijaga ketat panitia keamanan. Gimana kami mau ambil id card untuk regis saja tidak diijinkan,” jelasnya.
Dirinya berharap, kejadian seperti ini tidak terjadi di Kongres-kongres GMNI kedepannya.
“Cukup Kongres XXI di Ambon yang kami diperlakukan seperti ini, sangat tidak profesional dan mengecewakan,” katanya.
(abinenobm)