Kotamobagu, BeritaManado.com — Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang menimbulkan spekulasi dan wacana akan terjadinya inflasi atau akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, ternyata tidak mempengaruhi harga sembilan bahan pokok (Sembako) di Kotamobagu.
Hasil survei dan wawancara BeritaManado.com di tiga toko swalayan besar di Kotamobagu yang menjadi sampling survei kenaikan harga sembako, ketiganya memiliki asumsi berbeda terkait harga bahan pokok pasca kenaikan BBM.
Pemilik toko Tita misalnya, Titi Gumulili, kepada BeritaManado.com mengatakan sampai hari ini harga bahan cenderung stabil.
“Kenaikan BBM bersubsidi hari ini belum mempengaruhi kenaikan atas harga bahan terutama harga pokok. Masih stabil,” ucap Ko Titi.
Pemilik Toko Tita ini justru mengungkapkan jika kenaikan harga sudah terjadi sebelum kenaikan BBM
“Berdasarkan persentasi, karena beberapa bulan lalu hampir 50 % sudah menaikan harga. Jadi ketika terjadi kenaikan BBM, harga bahan tidak terpengaruh,” ungkap Ko Tita.
Pemilik toko Tita ini juga mengatakan beberapa distributor tidak menaikan harga, tetapi mengurangi kemasan atau jumlah isi untuk mengimbangi daya beli konsumen.
“Pada dasarnya hampir semua bahan tidak mengalami kenaikan atau stabil. Justru pada minyak kelapa megalami deflasi atau penurunan harga. Untuk gula mengalami dampak inflasi sebesar Rp 1000 yang dipengaruhi harga operasional agkutan,” ungkapnya.
Untuk memudahkan dan mengimbangi kenaikan angkutan, Toko Tita memberi kemudahan dengan sistem pemesanan barang bayar di tempat.
Untuk memastikan bahwa kenaikan BBM tidak berpengaruh terhadap harga barang sembako, selain di Toko Tita, BeritaManado juga melakukan survei harga di Toko Dragon Swalayan dan langsung menemui pemiliknya
David Budiman atau biasa di sapa Ko Fani mengatakan jika sampai saat ini harga sembako di tokonya masih stabil.
“Sampai hari ini harga bahan masih cenderung tidak berdampak atas kenaikan BBM. Justru yang mempengaruhi kenaikan bahan itu pada angkutan, karena saat ini kesulitan mendapatkan bahan bakar solar,” ujar Ko Fani.
Sama seperti Toko Swalayan Tita,Toko Swalayan Dragon hanya mengalami kenaikan harga pada gula pasir.
“Yang dikhawatirkan hari ini ketika terjadi kelangkaan atau kesulitan mendapatkan BBM terutama jenis Solar. Karena walaupun ada kemudahan mendapatkan stok bahan tapi terkendala pada angkutan yang justru faktor inilah yang menjadi penyebab terjadinya inflasi atau kenaikan harga pada barang,” tandasnya.
Ketika permintaan meningkat dan stok barang berkurang, maka itu akan jadi pemicu inflasi.
Dengan demikian pasca kenaikan BBM ada beberapa item mengalami inflasi, namun dibarengi deflasi pada beberapa bahan pokok lain sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan BBM secara umum tidak mempegaruhi atas kenaikan harga barang lainnya.
(DeeMamo)