Bitung – Pemkot Bitung tetap berupaya untuk tetap mempertahankan predikat Kota Sehat dan penghargaan Adipura di tahun 2018.
Tidak main-main, lewat berbagai tahapan penilaian kedua penghargaan itu, Pemkot mengalokasikan anggaran yang jumlahnya sampai ratusan juta di APBD 2018.
Sesuai hasil penelusuran Beritamanado.com, di APBD induk 2018, ada mata anggaran Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura sebesar Rp139.473.000 di Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bitung.
Mata anggaran itu dibenarkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bitung, Sadat Minabari.
Menurut Sadat, dana itu digunakan untuk menunjang agar proses penilaian Kota Sehat dan Adipura berjalan lancar.
“Yang paling banyak tersedot pada saat proses penilaian karena kami harus menyiapkan makan-minum bagi tim penilai serta petugas lapangan yang berjaga-jaga di lokus penilaian,” jelas Sadat beberapa waktu lalu.
Ditanya apakah dana itu juga digunakan sebagai “pelicin” agar Kota Bitung tetap mendapatkan predikat Kota Sehat dan penghargaan Adipura, Sadat membantah.
“Tim penilai sangat idependen dan mereka secara tegas menghindari hal-hal seperti itu,” katanya.
Untuk urusan makan saja kata Sadat, tim penilai hanya meminta ditunjukkan tempat makan dimana dan tidak pernah meminta disediakan apalagi meminta makanan khusus.
“Tidak ada uang pelicin untuk penilaian karena memang dari dulu tim penilai Kota Sehat dan Adipura sangat idependen serta profesional,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Pemkot Bitung tetap berupaya untuk tetap mempertahankan predikat Kota Sehat dan penghargaan Adipura di tahun 2018.
Tidak main-main, lewat berbagai tahapan penilaian kedua penghargaan itu, Pemkot mengalokasikan anggaran yang jumlahnya sampai ratusan juta di APBD 2018.
Sesuai hasil penelusuran Beritamanado.com, di APBD induk 2018, ada mata anggaran Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura sebesar Rp139.473.000 di Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bitung.
Mata anggaran itu dibenarkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bitung, Sadat Minabari.
Menurut Sadat, dana itu digunakan untuk menunjang agar proses penilaian Kota Sehat dan Adipura berjalan lancar.
“Yang paling banyak tersedot pada saat proses penilaian karena kami harus menyiapkan makan-minum bagi tim penilai serta petugas lapangan yang berjaga-jaga di lokus penilaian,” jelas Sadat beberapa waktu lalu.
Ditanya apakah dana itu juga digunakan sebagai “pelicin” agar Kota Bitung tetap mendapatkan predikat Kota Sehat dan penghargaan Adipura, Sadat membantah.
“Tim penilai sangat idependen dan mereka secara tegas menghindari hal-hal seperti itu,” katanya.
Untuk urusan makan saja kata Sadat, tim penilai hanya meminta ditunjukkan tempat makan dimana dan tidak pernah meminta disediakan apalagi meminta makanan khusus.
“Tidak ada uang pelicin untuk penilaian karena memang dari dulu tim penilai Kota Sehat dan Adipura sangat idependen serta profesional,” katanya.
(abinenobm)