Laporan Milton Pantouw, wartawan BeritaManado.com langsung dari Sulut Expo 2019 di Jakarta.
Jakarta, BeritaManado.com — Sulut Expo 2019 hari kedua melangsungkan talkshow yang mengangkat tema Amazing Sulut dengan 5 B (Beauty, Blessing, Brain, Behavior, dan Bites).
Di sesi pertama talkshow membahas mengenai Beauty, Blessing dan Behavior dengan narasumber Coreta Louise Kapoyos, Pdt Lucky Rumopa dan Pdt Lili Danes dengan moderator Jessica Wowor.
Coreta Louise Kapoyos yang membahas mengenai beauty mengungkapkan, beauty (cantik) bukan hanya terlihat dari luar saja, melainkan dari banyak aspek.
“Orang-orang di Sulut semuanya ramah, bahkan orang Sulut terkenal dengan senyumnya,” ungkap Coreta Kapoyos yang juga merupakan Ketua Umum Panitia Manado Fiesta 2019 (MF19) lalu.
Coreta menyebut, banyak potensi yang ada di Sulawesi Utara seperti kain dan makanan yang semuanya indah dan cantik.
Untuk itu, kata Coreta, potensi yang ada di Sulut harus ditampilkan, bukan hanya di Sulut tapi secara nasional dan internasional.
“Jadi, misalnya disaat berbicara Bunaken, orang-orang akan tahu bahwa itu di Sulut. Pariwisata di Sulut lengkap, ada laut, gunung, lembah, danau dan kulinernya juga semuanya ada,” jelas Coreta Kapoyos.
Sementara itu, Pdt Lucky Rumopa selaku Ketua FKUB Sulawesi Utara yang membahas mengenai blessing mengungkapkan, data index kerukunan yang dikeluarkan oleh Litbang, Sulut merupakan yang tertinggi.
“Sebagai masyarakat Sulut, kita bersyukur karena semua masyarakat Sulut dapat hidup berdampingan,” ucap Pdt Lucky.
Menurutnya secara historis kehidupan budaya Mapalus merupakan budaya yang menunjukkan hidup bertoleransi.
“Kita jangan terbuai dan merasa bangga atas toleransi yang ada, kita harus tetap terus menjaga kebersamaan dan toleransi di Sulut,” kata Pdt Lucky Rumopa.
Berbicara mengenai Behavior, Pdt Lili Danes yang merupakan seorang pendeta dan juga aktivis mengatakan, behavior ini merupakan perilaku atau kelakuan yang adalah fenomena ketika kita berhadapan dengan orang-orang.
“Ini yang menjadi keunggulan masyarakat di Sulut, karena kita dikenal sebagai masyarakat yang baik dan murah senyum,” ungkap Pdt Lili.
Dicontohkan Pdt Lili, pernah pada suatu waktu ada masyarakat dari luar Sulut datang ke Manado, dan ketika pagi disaat mereka jalan pagi ada banyak anak-anak sekolah yang mengucapkan salam ‘selamat pagi’ sehingga terbentuk di dalam masyarakat itu bahwa orang-orang Manado sangat ramah.
(MiltonPantouw)