Manado, BeritaManado.com — Indonesia bersama 4 negara lain yakni Brunei Darrusalam, Malaysia, Singapura dan Thailand, akan segera mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO atau joint nomination.
Hal tersebut dikatakan Ketua Timnas Kebaya Goes to UNESCO, Lana Koentjoro didampingi Ketua Panitia Emmy Wiranto disela working group yang dihadiri delegasi 5 negara, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Dalam kesempatan tersebut, para komunitas kebaya di Indonesia bersama-sama memperkenalkan keindahan kebaya Indonesia kepada para delegasi lewat kebaya talk dan kebaya fashion show.
Tema yang dipilih yaitu Collaborating to Safeguard the Kebaya dan sub tema Safeguarding the Tradition of Kebaya for Future Generation.
“Kami membuat serangkaian acara mengenai kisah Kebaya Indonesia untuk empat negara sahabat,” ujar Emi Wiranto, Ketua Panitia yang juga Ketua Umum Sekar Ayu Jiwanta di Hotel Pullman Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Sementara kebaya talk dilaksanakan untuk saling berbagi tentang bagaimana Indonesia terus melestarikan tradisi berkebaya sehingga temanya dalam bahasa Indonesia yaitu “Menjaga Tradisi Kebaya untuk Generasi Muda”.
“Tema ini diambil dalam rangka saling menjaga dan merangkul kebaya di ASEAN karena negera lain juga memiliki busana tradisional kebaya seperti halnya Indonesia,” ungkap Emi.
Acara yang digelar Timnas Kebaya ini, menurut Wakil Ketua Timnas Miranti Serad, melibatkan 14 komunitas pengusul Kebaya Goes to UNESCO.
Empat belas komunitas tersebut bersama Ketua Umumnya, yakni:
- Perempuan Indonesia Maju: Lana T Koentjoro
- Kebaya Foundation : Tuti N Roosdiono
- Perempuan Berkebaya Indonesia : Rahmi Hidayati
- Rampak Sarinah/Institut Sarinah: Eva Sundari
- Citra Kartini Indonesia (CIRI): Ayu Rosan
- Sekar Ayu Jiwanta: Emi Wiranto
- Pertiwi Indonesia: Miranti Serad
- Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya: Rustianah
- Pencinta Sanggul Nusantara: Ninoek W. Soenaryo
- Cinta Budaya Nusantara (CBN): Melok Besari
- Himpunan Ratna Busana Surakarta: RAy Febri H Dipokusumo
- Yayasan Busana Nasional Nusantara: Liliana Tanoesoedibjo
- Warisan Budaya Indonesia: Yanti Airlangga
- Pernik Nusantara: Coreta Louise Kapoyos
Selain 14 komunitas di atas, masih ada 400 komunitas kebaya yang mendukung untuk melakukan joint nomination dengan 4 negara lainnya.
Acara yang juga dikawal oleh Kemendikbud-ristek dan Kemenlu ini menampilkan pembicara utama, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Putri Kus Wisnuwardhani serta paparan dari pewaris kebaya labuh dan kebaya krancang, yakni dua kebaya yang akan didaftarkan dari Indonesia.
Ketua Pokja untuk Unesco, Coreta Louise Kapoyos mengatakan, banyak sekali kebaya yang ada di daerah-daerah di Indonesia, tapi sangat disayangkan sampai saat ini belum didaftarkan ke Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional.
“Salah satu yang belum didaftarkan ke WBTB Nasional yaitu kebaya Noni dari Sulawesi Utara,” ungkap Coreta.
Coreta berharap, pewaris kebaya Noni, dalam hal ini pemerintah daerah setempat segera mendaftarkan kebaya Noni ke WBTP Nasional.
“Karena itu merupakan salah satu syarat untuk bisa didaftarkan ke UNESCO,” kata Coreta.
Hadir dalam kesempatan tersebut anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto, staf ahli Menlu bidang Sosbud dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di luar negri Siti N Mauludiah, Dubes/Watap RI untuk UNESCO Prof Ismunandar serta pimpinan organisasi perempuan besar yang ada di Indonesia.
Para duta besar dan istri negara ASEAN juga ikut diundang dan yang menarik Erina Gudono, istri Putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, ikut hadir dan mendukung komunitas Kebaya Goes to UNESCO.
Selain side event talk show dan kebaya fashion show, juga berlangsung exhibition yang menampilkan beragam keindahan Kebaya Indonesia.
(***/srisurya)