BOROKO, BeritaManado.com – Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) terus memperlihatkan kepeduliannya di dunia pendidikan lebih khusus bagi pendidikan non formal.
Sesuai amanat undang-undang nomor 20 tahun 2003 tertulis bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal, yang artinya ada tiga jalur pendidikan yang diakui di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Paud Dikmas Meiti Pontoh yang dibacakan kepala seksi keaksaran dan kesetaraan Bidang PAUD dan Dikmas Hilda Potabuga saat melaporkan kegiatan Workshop model, kurikulum dan bahan ajar, pamong belajar dan tutor pendidikan non formal.
Kegaiatan workshop tersebut dilaksanakan selama dua hari mulai Jumat tanggal 13 sampai dengan Sabtu 14 besok, dengan menghadirkan narasumber dari Widyaiswara ahli muda LPMP Dikmas Sulut Hofny Timpalen, dan Narasumber Dra. Maasje Kalalo dari Kasubag TU BP-PAUD Dikmas Sulut.
Kadis Dikbud Bolmut Sulha Mokodompis yang hadir sekaligus membuka kegiatan tersebut mengatakan, pelatihan pamong belajar dan tutor pendidikan non formal merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan guna menunjang penyelanggaraan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan.
“Serta meningkatkan keahlian dan kemampuan pamong belajar dan tutor untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompotensinya,” ungkapnya kepada BeritManado.com Jumat (13/11/2020).
Lanjut Sulha, Kemudian dirumuskan dan dijadikan sebagai dasar penyusunan kurikulum, maupun pembuatan bahan ajar dan pengembangan model pembelajaran.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang menunjang peningkatan SDM seperti kegiatan hari ini,” pesannya
Dijelaskannya, ujung tombak keberhasilan warga belajar pendidikan non formal tergantung pada kompotensi dan life skill yang dimiliki oleh pamong belajar dan tutor pendidikan non formal.
“Mentri Kemendikbud mengakui peniadaan Direktorat Jendral Paud Dikmas bukan berarti Kemendikbud tidak mengurusi persoalan sekolah non formal,” katanya.
Tapi, kata Sulha, menurut Kemendikbud sejumlah sekolah terbaik di indonesia itu justru datang dari sekolah non formal.
“Kalau dengan pengembangan platfrom merdeka belajar sudah pasti sekolah non formal yang sudah berinofasi lebih cepat,” sambungnya.
Terlebih disaat pandemi Covid-19 saat ini, pendidikan non formal baik Paud maupun pendidikan kesetaraan dan keaksaran mampu menerima tantangan global pendidikan yaitu pembelajaran daring maupun luring tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Oleh sebab itu saya sangat berharap bapak ibu mengikuti kegiatan ini dengan sunguh – sunguh, kemudian mampu mengaplikasikannya dalam pembelajaran di masing-masing lembaga agar dapat mencapai tujuan pendidikan non formal yang optimal,” jelasnya.
Sementara itu, kata seksi keaksaran dan kesetaraan Bidang PAUD dan Dikmas Hilda Potabuga kegiatan ini adalah yang pertama kali dilaksanakan di Bolmong Utara guna menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal terutama di tengah Pandemi saat ini.
“Maksud dan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kompotensi pemong belajar dibidang pembuatan bahan ajar dan menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien berdasarkan kurikulum serta menjadikan pembelajaran pendidikan non formal yang berkualitas dan berdaya saing,” kuncinya.
Pada kegiatan ini jumlah peserta sebanyak 40 orang, terdiri dari pamong belajar 4 orang, kepala SPNF – SKB 4 orang, staf – ASN SPNF – SKB 4 orang, dan
28 orang tutor pendidikan non formal.
(Nofriandi Van Gobel)