Manado – Hari-hari belakangan ini semakin santer berhembus kabar bahwa Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Sulawesi Utara akan “bercerai” di akhir Oktober 2019 ini.
Duet andalan PDI Perjuangan akan terhenti pasca pelantikan Presiden RI terpilih dikarenakan Olly Dondokambey diperkirakan akan mengemban tugas baru yang lebih berat, yaitu membantu Presiden RI terpilih Joko Widodo untuk memperkuat kabinet melalui jalur Faksi PDI Perjuangan.
Pertanyaanya adalah, bagaimana perjalanan pemerintahan di Sulut dengan ‘pemimpin tunggal’ Steven Kandouw?
Taufik Manuel Tumbelaka, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Sosial dan Politik Tumbelaka Academic Centre, memastikan jika benar nanti Olly Dondokambey “di-Jakarta-kan” tentu telah melalui sejumlah pertimbangan matang.
“Khususnya tentang kontelasi politik dan pemerintahan di Sulut walaupun sudah dipastikan pula Steven Kandouw akan bekerja extra keras dengan menguras pikiran plus energi dikarenakan memegang kendali seorang diri tanpa tandem seorang wakil gubernur, itu bukan suatu pekerjaan mudah,” jelas Taufik Tumbelaka kepada BeritaManado.com, Sabtu (12/10/2019).
Menurut Taufik Tumbelaka, sejumlah program pembangunan yang merupakan target politik ODSK dari awal terpilih sedang berupaya dituntaskan, sementara waktu masa bakti sudah tidak panjang lagi, ditambah hajatan politik Pilkada 2020 harus dihadapi.
“Otomatis tidak ada pilihan lain selain evaluasi dan pembenahan guna mendapatkan kabinet ‘dream team’ yang nantinya dapat bekerja maksimal mengejar waktu yang tersisa,” tandas Tumbelaka.
Salah satu upaya yang ditunggu, lanjut mantan aktivis UGM ini, adalah menuntaskan rasionalisasi pejabat di jajaran eselon 2 dan penguatan di eselon 3 dan 4 sebagai satu kesatuan.
“Tentunya Steven Kandouw sudah memiliki sejumlah informasi dan data peta birokrat Pemprov Sulut sehingga telah sangat paham penataan dalam struktur yang tepat yang sesuai tantangan tugas, pokok dan fungsi dari SDM,” tutur Tumbelaka.
Selanjutnya, tambah Tumbelaka, komposisi kabinet tentu akan mengarah jauh dari istilah ‘like and dislike’ karena ada pertaruhan target program yang berdampak pada hasil pembangunan, jika tidak sesuai harapan maka berpotensi menjadi issue lawan politik di tahun politik 2020 dengan muara menambah tingkat kesulitan PDI Perjuangan dan juga Steven Kandouw dalam meraih kemenangan pada kontestasi Pilkada Gubernur 2020.
“Dapat dikatakan langkah strategis bulan Oktober 2019 akan berpengaruh pada konstelasi politik dalam Pilgub Sulut 2020.
Diperlukan langkah lebih berani dengan keputusan cepat tanpa kompromi,” pungkas dia.
(JerryPalohoon)