Manado – Duka kembali menyelimuti institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Satu orang personil yang merupakan alumni Bintara Polri Sekolah Polisi Negara (SPN) Karombasan berpangkat Bripka M Yamin dikabarkan tewas tertembak di kampung halamannya sendiri Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal itu terjadi, Selasa (3/6/2014) pagi.
Peristiwa tersebut dikisahkan oleh teman seangkatan semasa mengikuti pendidikan pada tahun 1999-2000 Bripka Safri Sandag. Kepada BeritaManado, Bripka Safri yang saat ini bertugas di Sat Reskrim Polresta Manado ini menuturkan dirinya sangat terkejut mendengar kabar tersebut dari teman seangkatan lainnya. Sebagai teman seperjuangan, tentu saya dan teman-teman lain di Manado sangat merasa kehilangan.
“Meski tidak punya hubungan darah, namun kami satu perjuangan merasakan keletihan saat latihan. Belum lagi harus berpacu dengan waktu saat instruktur membunyikan lonceng tanda bangun pagi atau kesempatan lain dimana raga kami ditempa hingga meneteskan keringat. Itu semua yang menumbuhkan ikatan emosiaonal yang tinggi sebagai Bhayangkara sejati. Selamat jalan kawan. Semoga engkau tenang di alam baka,” ungkap Bripka Safri sambil berharap kejadian ini adalah yang terakhir menimpa institusi Polri. (frangkiwullur)
Manado – Duka kembali menyelimuti institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Satu orang personil yang merupakan alumni Bintara Polri Sekolah Polisi Negara (SPN) Karombasan berpangkat Bripka M Yamin dikabarkan tewas tertembak di kampung halamannya sendiri Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal itu terjadi, Selasa (3/6/2014) pagi.
Peristiwa tersebut dikisahkan oleh teman seangkatan semasa mengikuti pendidikan pada tahun 1999-2000 Bripka Safri Sandag. Kepada BeritaManado, Bripka Safri yang saat ini bertugas di Sat Reskrim Polresta Manado ini menuturkan dirinya sangat terkejut mendengar kabar tersebut dari teman seangkatan lainnya. Sebagai teman seperjuangan, tentu saya dan teman-teman lain di Manado sangat merasa kehilangan.
“Meski tidak punya hubungan darah, namun kami satu perjuangan merasakan keletihan saat latihan. Belum lagi harus berpacu dengan waktu saat instruktur membunyikan lonceng tanda bangun pagi atau kesempatan lain dimana raga kami ditempa hingga meneteskan keringat. Itu semua yang menumbuhkan ikatan emosiaonal yang tinggi sebagai Bhayangkara sejati. Selamat jalan kawan. Semoga engkau tenang di alam baka,” ungkap Bripka Safri sambil berharap kejadian ini adalah yang terakhir menimpa institusi Polri. (frangkiwullur)