Manado, BeritaManado.com — Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Utara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Utara, kembali menyarankan untuk terus mengawal bantuan yang diberikan kepada Kaum Perempuan hingga benar-benar membuahkan hasil bagi pelaku usaha yang mendapatkan bantuan usaha dari Pemerintah.
Hal itu terungkap oleh Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Pricilia Cindy Wurangian, di mana dirinya melihat ada kegiatan yang hampir mirip dengan Dinas Sosial dan juga ada beberapa hari terakhir ini termasuk juga Disnaker, serta Koperasi dan UKM, yang memperlihatkan keseriusan terhadap komitmen Pemerintah provinsi dalam mengentaskan kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara.
“Ini adalah bukti Pemerintah saat ini yang memang serius untuk menekan angka kemiskinan dan juga angka pengangguran, karena juga diberikan pelatihan-pelatihan, dan setelah itu diberikan bahan-bahan supaya mereka bisa mandiri dalam berusaha,” ungkap Wurangian Jumat, (9/8/2022) dalam RDP Komisi IV.
Ia pun mengungkapkan bahwa mungkin Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Utara bisa bersinergi dengan Dinas Perdagangan agar keahlian yang sudah mereka dapatkan melalui pelatihan-pelatihan, seperti tata rias, menjahit, catering, dan tata boga, yang dilanjutkan dengan pemberian modal dalam menjalankan usaha, mereka juga butuh pengetahuan bagaimana memasarkan.
“Kita sudah belajar, tetapi bagaimana kita bisa menghasilkan dari pengetahuan yang sudah kita dapat sehingga kaum perempuan yang sudah kita bantu ini akan terus bersemangat ketika mereka menghasilkan sesuatu dan produk barang yang dihasilkan bisa terjual dan laku di pasaran,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Cindy Wurangian juga mengapresiasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam penyampaian data kepada Komisi IV yang transparan dengan memanfaatkan teknologi saat ini.
“Anak-anak jaman sekarang sudah sangat pintar menggunakan media sosial menggunakan aplikasi dan memposting foto dengan memakai filter sehingga terlihat sangat menarik, tetapi data pada laporan pada umumnya masih menggunakan versi Jaman dulu (Jadul,red) susah terbaca, bahkan tidak terbaca dan sangat susah dicermati. Dengan persentase seperti ini kita sangat merasa terbantu,” tutupnya.
(Erdysep Dirangga)