Manado, BeritaManado.com — Pandemi COVID-19 yang mewabah di seluruh dunia membuat para aktivis harus mempunyai formula baru di era new normal.
Yowanda Yonggara, SH, Mkn, Sekfung Pemberdayaan Perempuan PP GMKI, mengatakan tidak perlu lagi membahas tentang pro ataupun kontra dari penerapan new normality.
“Ibarat dalam suatu keadaan di laut, kita ini diterjang oleh badai yang sama, tapi dengan menaiki kapal yang berbeda-beda,” ujarnya sebagai Narasumber pada Diskusi dengan Topik Langkah Aktivis Menuju New Normal, Sabtu (30/5/2020).
Ia mempertanyakan, Apakah kita mau berjuang agar kapal tersebut tetap bisa bertahan atau kita akan membiarkannya tenggalam?
“Sebagai aktivis kita harus tetap belajar, berperan aktif dalam memutus mata rantai, perlu memberikan bantuan dengan cara memanfaatkan jaringan-jaringan yang ada baik sesama aktivis maupun pihak-pihak yang dapat terlibat,” ujar Alumnus Hukum Unsrat tersebut.
Ia menambahkan, aktivis harus mempunyai inovasi-inovasi baru berupa pemberian literasi kepada pelaku-pelaku usaha agar bisa mengenal tentang era new normality.
“Ketika ada prediksi-prediksi aktivis yang sebelumnya terkait keadaan yang akan terjadi, baiknya disikapi hal tersebut dengan berjaga-jaga dan tetap kritis dalam meyakini sesuatu,” ungkapnya.
“Paling konkritnya, jangan menunggu, kita sebagai aktivis harus bergerak!,” tandasnya.
Selain Yowanda Yonggara hadir narasumber lain diantaranya:
– Sahat Sinurat ST MT, Founder Rumah Milenial Indonesia, Sekum PP GAMKI
– Fanerick Kawatu SE MM, Ketua KNPI Manado, Komisioner KPID Sulut
– Cindy Pangerapan S.IP, Wasekbid Karang Taruna Tomohon
– Combyan Lombongbitung S.IP, Presiden Mahasiswa Unsrat 2016-2017, Sekcab GMKI Manado
– Kurnia Surentu, Presiden Mahasiswa U-Prisma, Bendahara Literasi Milenial
Tampil sebagai moderator, Imanuel Mahole, Direktur Pengkajian Literasi Milenial.
(Dedy Dagomes)