Airmadidi – Dalam membuat suatu bentuk penulisan yang baik, ada empat hal yang perlu di perhatikan, yaitu kreativitas, berprestasi, bersekutu dan profesional.
Hal ini disampaikan Arswendo Atmowiloto sebagai nara sumber dalam kegiatan bengkel sastra yang diikuti para guru bahasa Indonesia se-Kabupaten Minahasa Utara.
Kreativitas, rumusannya menciptakan baru atau perbarui ciptaan lama. Menurut Arswendo, semua benda berupa lampu, kursi meja, adalah dari hasil kreativitas manusia.
“Kreativitas ini yang bedakan manusia dan hewan, kalau hewan pakai insting,” ujar Arswendo.
Hewan Itik, menetas dari telus bisa berenang, tapi gaya renangnya itu-itu saja, tetapi tidak bisa berenang dengan gaya punggung, atau gaya kupu-kupu yang dilakukan manusia.
“Hewan Landak, cara bercinta gayanya sama, tapi mausia bercinta itu bisa beda-beda gaya,” tambah Arswendo.
Mengenai kreativitas, dicotohkan pada dirinya, walau ia tak bisa meneruskan kuliah, tapi dengan kreativitas seorang Arswendo, bisa mendapatkan beasiswa, sampai pergi ke luar negeri karena adanya kreativitas.
Setelah kreativitas, yang dibutuhkan sebagai penulis adalah kebutuhan untuk berprestasi, yaitu untuk menciptakan karya yang baik.
Selanjutnya bersekutu. Dicontohkan Arswendo, dengan bersekutu, naskah atau tulisan yang awalnya sudah lama tak terpakai, bisa berguna dengan adanya bantuan dari persekutuan.
“Pengarang laskar pelangi, awalnya naskah itu sudah lama, ia nda percaya diri, tapi lewat bersekutu, ada teman bilang bagus, lalu terbitlah karya laskar pelangi,” kata Arswendo.
Paling akhir dalam dasar menjadi penulis, ialah profesional. Arswendo mengatakan, profesional harus dimiliki untuk membuat karya hasil penulisan menjadi bernilai tinggi. (robin tanauma)
Airmadidi – Dalam membuat suatu bentuk penulisan yang baik, ada empat hal yang perlu di perhatikan, yaitu kreativitas, berprestasi, bersekutu dan profesional.
Hal ini disampaikan Arswendo Atmowiloto sebagai nara sumber dalam kegiatan bengkel sastra yang diikuti para guru bahasa Indonesia se-Kabupaten Minahasa Utara.
Kreativitas, rumusannya menciptakan baru atau perbarui ciptaan lama. Menurut Arswendo, semua benda berupa lampu, kursi meja, adalah dari hasil kreativitas manusia.
“Kreativitas ini yang bedakan manusia dan hewan, kalau hewan pakai insting,” ujar Arswendo.
Hewan Itik, menetas dari telus bisa berenang, tapi gaya renangnya itu-itu saja, tetapi tidak bisa berenang dengan gaya punggung, atau gaya kupu-kupu yang dilakukan manusia.
“Hewan Landak, cara bercinta gayanya sama, tapi mausia bercinta itu bisa beda-beda gaya,” tambah Arswendo.
Mengenai kreativitas, dicotohkan pada dirinya, walau ia tak bisa meneruskan kuliah, tapi dengan kreativitas seorang Arswendo, bisa mendapatkan beasiswa, sampai pergi ke luar negeri karena adanya kreativitas.
Setelah kreativitas, yang dibutuhkan sebagai penulis adalah kebutuhan untuk berprestasi, yaitu untuk menciptakan karya yang baik.
Selanjutnya bersekutu. Dicontohkan Arswendo, dengan bersekutu, naskah atau tulisan yang awalnya sudah lama tak terpakai, bisa berguna dengan adanya bantuan dari persekutuan.
“Pengarang laskar pelangi, awalnya naskah itu sudah lama, ia nda percaya diri, tapi lewat bersekutu, ada teman bilang bagus, lalu terbitlah karya laskar pelangi,” kata Arswendo.
Paling akhir dalam dasar menjadi penulis, ialah profesional. Arswendo mengatakan, profesional harus dimiliki untuk membuat karya hasil penulisan menjadi bernilai tinggi. (robin tanauma)