Setelah Pilpres Febuari 2024 sebenarnya ada chemistry politik yang bagus antara Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dengan Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ingat ketika Jokowi berkunjung ke Manado, ada dua perlakuan yang “manis” dilakukan Jokowi pada Olly Dondokambey. Pertama mengajak Olly satu mobil dengan Jokowi; kedua mengajak Olly satu pesawat dengan Jokowi ke Jakarta.
Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah Pemilu Pilpres 14 Febuari 2024 dengan hasil hitung cepat Prabowo Gibran unggul jauh.
Chemistry kedua, terjadi saat Prabowo Subianto melakukan kunjungan tertutup pada Olly Dondokambey di sebuah tempat di Jakarta. Pertemuan tertutup itu tak pernah dibantah Olly. Tetapi tidak banyak yang tahu apa yang dibahas dalam pertemuan Prabowo – Olly.
Tetapi semua bisa berkesimpulan apapun itu tetap saja memberi signal politik yang membekas terutama untuk Olly Dondokambey sendiri.
Olly Dondokambey sendiri adalah elite PDI Perjuangan, sebagai Bendahara Umum yang tentu memiliki peran strategis.
Patut diduga, Jokowi dan Prabowo berusaha membangun komunikasi politik dengan PDI Perjuangan, karena memang Olly dianggap bisa menjadi fasilitator yang menjembatani komunikasi politik antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri.
Apakah Olly mengambil peluang berperan sebagai “penghubung” antara Prabowo – Megawati? Sejauh ini tidak terlihat. Seperti biasa Olly lebih banyak diam ke media soal ini.
Lantas, adakah pengaruhnya pertemuan Jokowi – Olly dan Prabowo – Olly dengan Pilkada di Sulut?
Pertanyaan penting ini akan terjawab terang benderang ketika Rakernas PDI Perjuangan yang mungkin akan memutuskan sikap politik, akan berada di luar pemerintahan (oposisi) atau bergabung bersama pemerintahan Prabowo – Gibran.
Olly Dondokambey so pasti tidak akan mengambil risiko untuk bermain politik dua kaki. Jika Rakernas menetapkan oposisi maka Olly Dondokambey pasti beroposisi di atas papan catur Pilkada Sulut.
Namun, jika Rakernas PDI Perjuangan mengambil keputusan akan duduk bersama dengan pemerintahan Prabowo – Gibran, keadaan akan lain.
Olly Dondokambey akan lebih leluasa memainkan bidak-bidak caturnya di Pilkada Sulut. Olly dapat benar-benar menjadi “kingmaker” Pilkada Sulut.
Bukan tidak mungkin di Sulut akan muncul lagi Pilkada lawan kotak kosong. Kata kuncinya, Olly punya chemistry yang baik pada tiga tokoh politik nasional, Presiden terpilih Prabowo, Presiden Jokowi, dan Ketua Umum PDI Perjuangan.
Peran kingmaker Olly Dondokambey dalam Pilkada di Sulut akan sangat ditentukan keputusan politik PDI Perjuangan di Rakernas nanti, bersama dalam pemerintahan Prabowo – Gibran atau tidak.
Namun, sekali lagi jika PDI Perjuangan beroposisi dengan pemerintahan Prabowo – Gibran, maka Olly Dondokambey akan terjepit diantara bangunan Chemistry dengan Prabowo – Gibran atau tetap tegar dengan loyalitas Olly pada partai.
Pada situasi ini, Pilkada di Sulut akan makin dinamis.
Penulis: Joppie Worek