BITUNG—Hubungan pendek arus listrik atau krosleting masih menjadi penyebab utama menjadi pemicu kebaran di Kota Bitung sepanjang tahun 2011 lalu. Buktinya, dari data kebakaran yang berjumlah 52 kasus, 13 kasus diantaranya dikarenakan krosleting, hal ini dikatakan Kebid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bitung, JFD Ransalele beberapa waktu lalu.
“Selain karena krosleting, penyebab kebakaran lain selama 2011 adalah konfor 3 kasus, obat nyamuk 1 kasus dan lampu botol 1 kasus,” kata Ransalele.
Selain itu menurut Ransalele, penyebab kebaran lain seperti puntung rokok, sabotase, petasan dan kelalaian serta faktor alam yang dikategorikan dalam penyebab kebakaran lain-lain berjumlah 21 kasus. “Untuk korban jiwa yang meninggal dunia tidak ada sepanjang 2011, namun luka bakar hanya ada 1 orang dengan total kerugian dari 52 kasus kebakaran di Kota Bitung berjumlah Rp1.628.500.000,-,” katanya.
Lebih lanjut Ransalele berharap, angka kasus kebakaran di tahun 2012 ini bisa ditekan. Dan ia berharap ada alokasi anggaran untuk melakukan pembenahan sejumlah armada kebakaran yang dimiliki Pemkot Bitung, mengingat armada kebakaran saat ini sudah berumur dan butuh perbaikan.
“Demikian pula dengan penambahan hydran agar memudahkan petugas dalam melakukan pemadaman dan kami harap hydran ini ada ditiap pemukiman warga,” katanya.(en)
BITUNG—Hubungan pendek arus listrik atau krosleting masih menjadi penyebab utama menjadi pemicu kebaran di Kota Bitung sepanjang tahun 2011 lalu. Buktinya, dari data kebakaran yang berjumlah 52 kasus, 13 kasus diantaranya dikarenakan krosleting, hal ini dikatakan Kebid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bitung, JFD Ransalele beberapa waktu lalu.
“Selain karena krosleting, penyebab kebakaran lain selama 2011 adalah konfor 3 kasus, obat nyamuk 1 kasus dan lampu botol 1 kasus,” kata Ransalele.
Selain itu menurut Ransalele, penyebab kebaran lain seperti puntung rokok, sabotase, petasan dan kelalaian serta faktor alam yang dikategorikan dalam penyebab kebakaran lain-lain berjumlah 21 kasus. “Untuk korban jiwa yang meninggal dunia tidak ada sepanjang 2011, namun luka bakar hanya ada 1 orang dengan total kerugian dari 52 kasus kebakaran di Kota Bitung berjumlah Rp1.628.500.000,-,” katanya.
Lebih lanjut Ransalele berharap, angka kasus kebakaran di tahun 2012 ini bisa ditekan. Dan ia berharap ada alokasi anggaran untuk melakukan pembenahan sejumlah armada kebakaran yang dimiliki Pemkot Bitung, mengingat armada kebakaran saat ini sudah berumur dan butuh perbaikan.
“Demikian pula dengan penambahan hydran agar memudahkan petugas dalam melakukan pemadaman dan kami harap hydran ini ada ditiap pemukiman warga,” katanya.(en)