Manado – Dana Alokasi Khusus (DAK) yang disiapkan pemerintah pusat untuk membantu dunia pendidikan di Kota Manado, segera dicairkan. Bocoran yang diperoleh BeritaManado.com, nilai untuk DAK tersebut mencapai puluhan milyar. Lihat saja, dialokasi untuk SMA/SMK nilainya mencapai Rp 15 milyar lebih. Rinciannya: SMA Rp 7.736.961.000 dan SMK Rp 8.886.097.000.
“Khusus tingkat SMA/SMK saja mencapai Rp 15 milyar lebih. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, DAK segera cair untuk disalurkan ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Manado. Selain SMA/SMK, dana DAK juga disalurkan ke sekolah SD dan SMP,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado, Dante Tombeg kepada BeritaManado.com, belum lama ini.
Dilain pihak, masyarakat diharapkan mengawasi penyaluran dan penggunaan dana DAK Diknas tersebut. Sebab, pengalaman selama ini, cukup banyak dana-dana pemerintah pusat yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. “Namanya dana pusat pengalaman selama ini selalu bermasalah. Makanya, masyarakat harus mengawasi secara saksama penyaluran dan pengunaan dana tersebut,” sindir Rudolf Pontius, orang tua siswa. (agust hari)
Manado – Dana Alokasi Khusus (DAK) yang disiapkan pemerintah pusat untuk membantu dunia pendidikan di Kota Manado, segera dicairkan. Bocoran yang diperoleh BeritaManado.com, nilai untuk DAK tersebut mencapai puluhan milyar. Lihat saja, dialokasi untuk SMA/SMK nilainya mencapai Rp 15 milyar lebih. Rinciannya: SMA Rp 7.736.961.000 dan SMK Rp 8.886.097.000.
“Khusus tingkat SMA/SMK saja mencapai Rp 15 milyar lebih. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, DAK segera cair untuk disalurkan ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Manado. Selain SMA/SMK, dana DAK juga disalurkan ke sekolah SD dan SMP,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado, Dante Tombeg kepada BeritaManado.com, belum lama ini.
Dilain pihak, masyarakat diharapkan mengawasi penyaluran dan penggunaan dana DAK Diknas tersebut. Sebab, pengalaman selama ini, cukup banyak dana-dana pemerintah pusat yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. “Namanya dana pusat pengalaman selama ini selalu bermasalah. Makanya, masyarakat harus mengawasi secara saksama penyaluran dan pengunaan dana tersebut,” sindir Rudolf Pontius, orang tua siswa. (agust hari)