Manado – Gonjang-ganjing siapa saja Menteri yang bakal duduk dikabinetnya Presiden pemenang pemilu Jokowi dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (Jokowi-JK) layak dinanti.
Salah satu pos paling bergengsi adalah Menteri Riset dan Teknologi. Sejumlah nama telah digadang barangkali punya kans kuat untuk menempati kursi panas tersebut.
Menurut Dr Jerry Massie Ph.D dosen dan pengamat politik yang paling pantas menjadi Menteri Riset dan Teknologi adalah Profesor Yohanes Surya Ph.D.
“Sampai kini dia telah menelorkan sejumlah jawara-jawara sains. Seperti kita ketahui Indonesia dikenal luas berkat anak didiknya yang sukses merebut medali dalam setiap olimpiade sains, begitu pun Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI),” jelas Massie pada beritamanado.com.
Yohanes Surya adalah pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). “Bayangkan saja dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains Fisika
Internasional,” terang Massie.
Ditambahkannya, Indonesia butuh seorang menteri atau the leader yang thinker (pemikir) worker (pekerja) dan memiliki otak jenius seperti Prof Surya untuk menempati posisi ini.
Keuntungan jika dirinya menjadi Menteri Riset dan Teknologi, Pertama, dirinya bakal disupport oleh ribuan ilmuwan dan 77 research center. Kedua, Johanes Surya masih bersih dan belum terkontaminasi. Ketiga, dia punya pengalaman apakagi dia seorang ahli fisika. Keempat, kesempatan Indonesia untuk menjalin kerja sama dibidang teknologi akan mudah, menggingat dia memiliki sejumlah kolega dan pakar di luar negeri. Kelima, dia memiliki Strong Leadership yang kuat. Keenam, Prof Surya mewakili kelompok minoritas.
Selain itu menurut Massie saingan terberatnya paling tidak Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D selanjutnya Dr I Gede Wenten asal Bali Penemu membran untuk filitasi bir dan Romi Satria Wahono lulusan Nanyang Tecnolohical University dan Saitama University Jepang. “Namun saya masih menjagokan Prof Yohanes Surya menduduki Menristek,” tandas Massie. (robintanauma).
Manado – Gonjang-ganjing siapa saja Menteri yang bakal duduk dikabinetnya Presiden pemenang pemilu Jokowi dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (Jokowi-JK) layak dinanti.
Salah satu pos paling bergengsi adalah Menteri Riset dan Teknologi. Sejumlah nama telah digadang barangkali punya kans kuat untuk menempati kursi panas tersebut.
Menurut Dr Jerry Massie Ph.D dosen dan pengamat politik yang paling pantas menjadi Menteri Riset dan Teknologi adalah Profesor Yohanes Surya Ph.D.
“Sampai kini dia telah menelorkan sejumlah jawara-jawara sains. Seperti kita ketahui Indonesia dikenal luas berkat anak didiknya yang sukses merebut medali dalam setiap olimpiade sains, begitu pun Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI),” jelas Massie pada beritamanado.com.
Yohanes Surya adalah pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). “Bayangkan saja dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains Fisika
Internasional,” terang Massie.
Ditambahkannya, Indonesia butuh seorang menteri atau the leader yang thinker (pemikir) worker (pekerja) dan memiliki otak jenius seperti Prof Surya untuk menempati posisi ini.
Keuntungan jika dirinya menjadi Menteri Riset dan Teknologi, Pertama, dirinya bakal disupport oleh ribuan ilmuwan dan 77 research center. Kedua, Johanes Surya masih bersih dan belum terkontaminasi. Ketiga, dia punya pengalaman apakagi dia seorang ahli fisika. Keempat, kesempatan Indonesia untuk menjalin kerja sama dibidang teknologi akan mudah, menggingat dia memiliki sejumlah kolega dan pakar di luar negeri. Kelima, dia memiliki Strong Leadership yang kuat. Keenam, Prof Surya mewakili kelompok minoritas.
Selain itu menurut Massie saingan terberatnya paling tidak Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D selanjutnya Dr I Gede Wenten asal Bali Penemu membran untuk filitasi bir dan Romi Satria Wahono lulusan Nanyang Tecnolohical University dan Saitama University Jepang. “Namun saya masih menjagokan Prof Yohanes Surya menduduki Menristek,” tandas Massie. (robintanauma).