Manado-Noni Sulawesi Utara (Sulut) kembali berbicara di tingkat nasional.
Adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, Yessi Momongan STh MSi yang namanya berhasil lolos 14 besar KPU RI menyingkirkan 312 pendaftar lainnya se-Indonesia.
“Sebenarnya di penyelenggara pemilu itu hierarki mulai dari kabupaten dan kota, semua bermimpi ingin ke pusat. Saya salah satu yang beruntung,” kata Yessi Momongan, saat ditemui BeritaManado.com baru-baru ini di ruang kerjanya.
Perempuan kelahiran Tomohon, 21 Januari 1978 yang pernah mencatatkan namanya sebagai komisioneir KPU termuda se-Indonesia saat menjabat sebagai Ketua KPUD Kabupaten Minahasa 2003-2008, menceritakan proses awal mendaftar sebagai calon komisioner KPU RI.
Menurut Yessi, dia harus belajar tentang aturan menyangkut pemilihan umum, bahkan hingga subuh dini hari.
“Saya terus berdoa dan belajar saat menghadapi tahapan seleksi, mulai dari fit and proper test, seputaran tata kelolah pemilih, psikotest. Saya juga sempat sakit karena belajar kembali dari awal,” kata penikmat buah durian itu.
Menurut Yessi, tantangan terbesar sepanjang karir di KPU, ketika mengambil alih tugas KPUD Talaud dalam Pilkada tahun 2013.
“Saat itu warga Desa Riung menolak Pilkada bahwa mereka mendirikan bendera Filipin. Logistik pun dihadang, tidak boleh masuk. Kami mendapat kekanan dan ancaman terang-terangan. Namun waktu itu kami tetap melakukan tahapan Pilkada meskipun tidak ada yang memilih,” kenang Yessi.
Saat ini, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Yessi hanya berpegang pada aturan.
“Saya adalah satu-satunya penyelenggara (anggota KPU) yang keluarganya tidak terlibat di politik,” ujar Yessi yang mengaku belum berpikir untuk menjadi politisi.(findamuhtar)
Manado-Noni Sulawesi Utara (Sulut) kembali berbicara di tingkat nasional.
Adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, Yessi Momongan STh MSi yang namanya berhasil lolos 14 besar KPU RI menyingkirkan 312 pendaftar lainnya se-Indonesia.
“Sebenarnya di penyelenggara pemilu itu hierarki mulai dari kabupaten dan kota, semua bermimpi ingin ke pusat. Saya salah satu yang beruntung,” kata Yessi Momongan, saat ditemui BeritaManado.com baru-baru ini di ruang kerjanya.
Perempuan kelahiran Tomohon, 21 Januari 1978 yang pernah mencatatkan namanya sebagai komisioneir KPU termuda se-Indonesia saat menjabat sebagai Ketua KPUD Kabupaten Minahasa 2003-2008, menceritakan proses awal mendaftar sebagai calon komisioner KPU RI.
Menurut Yessi, dia harus belajar tentang aturan menyangkut pemilihan umum, bahkan hingga subuh dini hari.
“Saya terus berdoa dan belajar saat menghadapi tahapan seleksi, mulai dari fit and proper test, seputaran tata kelolah pemilih, psikotest. Saya juga sempat sakit karena belajar kembali dari awal,” kata penikmat buah durian itu.
Menurut Yessi, tantangan terbesar sepanjang karir di KPU, ketika mengambil alih tugas KPUD Talaud dalam Pilkada tahun 2013.
“Saat itu warga Desa Riung menolak Pilkada bahwa mereka mendirikan bendera Filipin. Logistik pun dihadang, tidak boleh masuk. Kami mendapat kekanan dan ancaman terang-terangan. Namun waktu itu kami tetap melakukan tahapan Pilkada meskipun tidak ada yang memilih,” kenang Yessi.
Saat ini, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Yessi hanya berpegang pada aturan.
“Saya adalah satu-satunya penyelenggara (anggota KPU) yang keluarganya tidak terlibat di politik,” ujar Yessi yang mengaku belum berpikir untuk menjadi politisi.(findamuhtar)