Jakarta, BeritaManado.com — Politikus Partai NasDem (Nasional Demokrat), Irma Suryani, blak-blakan menyebut partai politik (Parpol) sebagai biang masalah kericuhan di Indonesia.
Melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, Irma mengatakan bahwa parpol di Indonesia tak hanya pragmatis, tapi juga koruptif.
“Kita enggak usah tutup-tutupi itu,” kata Irma dalam forum diskusi bertajuk: ELECTION TALK #4 Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi? Yang digelar di FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3/2024).
Dirinya berpendapat agar sistem pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia lebih baik maka harus dimulai dengan memperbaiki partai politik.
Semisal, kata dia, dengan tidak memiliki calon anggota legislatif atau caleg yang memiliki rekam jejak yang tidak baik seperti koruptor, pengusaha kotor, pelaku pelecehan seksual, pecandu narkoba, hingga yang terkait dengan oligarki politik.
Sebab kata dia, kekinian masih banyak parpol yang mengusung caleg tanpa mempertimbangkan latar belakangnya.
Dalam pandangannya, hal ini terjadi karena partai politik cenderung lebih mementingkan soal memperoleh suara 4 persen demi lolos ke parlemen.
“Jadi, jangan juga PDIP mau ngomong bahwa yang salah itu Jokowi. Enggak, kita semua salah. Saya sebagai orang parpol, saya sebagai salah satu pimpinan di NasDem saya bilang parpol yang paling salah,” ujarnya.
Dirinya kemudian menyinggung soal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto, yakni Gibran Rakabuming Raka.
Pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu, kata dia, juga karena ada dukungan dari partai politik.
“Emang yang mengendorse si Samsul (Gibran) siapa? Parpol. Yang endorse itu kan parpol, bapaknya (Jokowi) senang-senang aja diendorse. Terus PDIP misal bilang, ‘Jokowi penghianat, menghianati PDIP’. Lah, kalau memang mau membenahi election ngga perlu dong ribut-ribut ‘oh Jokowi nggak lagi bersama PDIP,’ nggak perlu, cuek saja, wong PDIP juga bisa kok, kan itu harusnya,” pungkasnya.
(jenlywenur)