Ratahan, BeritaManado.com – Terkait kunjungan kerja Komisi Satu DPRD Mitra di Inspektorat Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Senin (27/1/2020), Inspektur Mitra David Lalandos mengatakan bahwa hal ini merupakan bentuk kemitraan dua belah pihak, sekalian untuk bersilahturahmi.
Kunker ini juga disambut baik pihaknya karena bersama-sama bisa saling berdiskusi terkait masalah dan kendala yang dihadapi, serta banyak hal yang terungkap dalam kunker tersebut.
Walau begitu dijelaskannya bahwa hingga saat ini belum ada masalah yang dihadapi pihaknya yang tak bisa diselesaikan.
“Sejauh ini semua bisa diatasi. Hanya saja kalau dilihat secara keseluruhan maka kendala yang paling utama yang kami hadapi saat ini, yaitu sumber daya manusia,” ungkap David Lalandos, Selasa (28/1/2020).
Hal ini menurutnya disebabkan karena pihaknya harus mengakomodir ratusan objek pemeriksaan yang ada di Mitra dan dengan personil yang ada saat ini diakuinya cukup berat.
Dicontohkannya, jika pihaknya diharuskan memeriksa seluruh desa di Mitra tanpa pakai sample, sementara jumlah desa ada 135 dan harus dilakukan dalam waktu 15 hari maka dengan personil hanya 25 orang, itu sangat sulit dilakukan.
“Makanya walau kami sudah proyeksikan terkait program pengawasan, namun sejauh ini kami hanya bisa menggunakan sample, mengingat keterbatasan waktu dan tenaga,” tandas David Lalandos.
Selanjutnya meski mampu menyelesaikan persoalan di tahun 2019 dengan ratusan objek pemeriksaan, dirinya tetap berharap ke depan bisa mendapatkan tambahan personil.
“Ini yang kami sampaikan ke Komisi Satu, siapa tahu bisa ada tambahan personil dari proses rekrutmen CPNS nanti. Akan sangat baik jika ada alokasi untuk jabatan fungsional auditor dan P2UPD,” tukasnya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut pihaknya saling bertukar pendapat, diantaranya terkait keluhan masyarakat yang disampaikan ke pihak DPRD.
“Ada beberapa keluhan yang disampaikan masyarakat ke DPRD, terutama terkait dana desa. Pastinya kami akan berupaya maksimal mengawasi pengeloalaan dana desa ini agar jauh dari penyimpangan,” pungkasnya.
(Jenly Wenur)