Amurang, BeritaManado — Masyarakat Desa Sapa Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) yang berada dipesisir pantai mengelar acara Mandi Safar, sebagai bentuk ‘Tolak Bala’, pada Minggu (29/10/2017).
Tradisi Mandi Safar ini, sering di gelar masyarakat Desa Sapa pada bulan Safar, sesuai dengan namanya. Tradisi ini dilaksanakan dengan acara mandi yang tujuannya untuk menolak bala. Bahkan, tradisi Mandi Safar ini sudah dilaksanakan beberapa puluh tahun silam.
Terlihat antusias masyarakat yang berbondong-bondong datang ke pantai guna melakukan tradisi ini, baik orang dewasa dan anak-anak ikut meramaikan.
“Sudah berapa puluh tahun yang silam kita sering mengelar tradisi Mandi Safar. Ini sebagai bentuk masyarakat menolak semua musibah, bencana di Desa ini,” jelas Mus Hambali, Imam Desa Sapa.
Menurut keyakinan masyarakat bahwa tradisi ini mereka gelar dengan harapan bahwa segala marabahaya, musibah, bencana terjauhkan di Desa ini.
“Ada 5 (lima) nabi yang Tuhan selamatkan di bulan safar, ialah Nabi Ibrahim a.s, nabi Nuh a.s, Musa a.s, Harun a.s dan Ilyas a.s. sehingga kita mengharapkan Ridho dari Tuhan sebagaimana para Nabi yang sudah di selamatkan di bulan Safar ini,” tambah Mus Hambali.
Mandi Safar sendiri merupakan salah satu tradisi lama Desa Sapa, yang hingga kini masih terjaga eksistensinya. Tradisi lama yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam ini digelar setiap tahun di bulan Safar dalam hitungan tahun Hijriah.
(TamuraWatung)
Amurang, BeritaManado — Masyarakat Desa Sapa Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) yang berada dipesisir pantai mengelar acara Mandi Safar, sebagai bentuk ‘Tolak Bala’, pada Minggu (29/10/2017).
Tradisi Mandi Safar ini, sering di gelar masyarakat Desa Sapa pada bulan Safar, sesuai dengan namanya. Tradisi ini dilaksanakan dengan acara mandi yang tujuannya untuk menolak bala. Bahkan, tradisi Mandi Safar ini sudah dilaksanakan beberapa puluh tahun silam.
Terlihat antusias masyarakat yang berbondong-bondong datang ke pantai guna melakukan tradisi ini, baik orang dewasa dan anak-anak ikut meramaikan.
“Sudah berapa puluh tahun yang silam kita sering mengelar tradisi Mandi Safar. Ini sebagai bentuk masyarakat menolak semua musibah, bencana di Desa ini,” jelas Mus Hambali, Imam Desa Sapa.
Menurut keyakinan masyarakat bahwa tradisi ini mereka gelar dengan harapan bahwa segala marabahaya, musibah, bencana terjauhkan di Desa ini.
“Ada 5 (lima) nabi yang Tuhan selamatkan di bulan safar, ialah Nabi Ibrahim a.s, nabi Nuh a.s, Musa a.s, Harun a.s dan Ilyas a.s. sehingga kita mengharapkan Ridho dari Tuhan sebagaimana para Nabi yang sudah di selamatkan di bulan Safar ini,” tambah Mus Hambali.
Mandi Safar sendiri merupakan salah satu tradisi lama Desa Sapa, yang hingga kini masih terjaga eksistensinya. Tradisi lama yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam ini digelar setiap tahun di bulan Safar dalam hitungan tahun Hijriah.
(TamuraWatung)