Bitung – Sekretaris Daerah Kota Bitung, Edison Humiang menyatakan, setiap warga negara Indonesia wajib ikut membela negara. Karena menurutnya, konstitusi mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
“Amanat konstitusi ini tentu saja tidak lahir dalam ruang kosong, namun berakar dari sejarah perjuangan bangsa. Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai negara bangsa yang berdaulat tidak lepas dari perjuangan seluruh kekuatan rakyat, mulai dari petani, pedagang kecil, nelayan dan elemen rakyat lainnya untuk membela tanah air,” kata Humiang ketika membacakan sambutan Presiden RI, Joko Widodo dalam upacara Peringatan Hari Bela Negara, Jumat (19/12/2014).
Humiang mengatakan, momentum peringatan Hari Bela Negara, seluruh rakyat Indonesia harus belajar dari sejarah perjuangan bangsa untuk menatap masa depan. Sebab saat ini, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, sifatnya sudah multidimensi.
“Itu artinya, ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau fisik semata akan tetapi sudah berkembang baik fisik maupun non fisik,” katanya.
Ancaman kata dia, berkembang menjadi bersifat multidimensi karena karakter ancaman dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi sosial budaya. Sehingga hal ini mengharuskan untuk mendefinsikan ulang apa yang simaksud dengan Bela Negara.(*/abinenobm)
Bitung – Sekretaris Daerah Kota Bitung, Edison Humiang menyatakan, setiap warga negara Indonesia wajib ikut membela negara. Karena menurutnya, konstitusi mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
“Amanat konstitusi ini tentu saja tidak lahir dalam ruang kosong, namun berakar dari sejarah perjuangan bangsa. Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai negara bangsa yang berdaulat tidak lepas dari perjuangan seluruh kekuatan rakyat, mulai dari petani, pedagang kecil, nelayan dan elemen rakyat lainnya untuk membela tanah air,” kata Humiang ketika membacakan sambutan Presiden RI, Joko Widodo dalam upacara Peringatan Hari Bela Negara, Jumat (19/12/2014).
Humiang mengatakan, momentum peringatan Hari Bela Negara, seluruh rakyat Indonesia harus belajar dari sejarah perjuangan bangsa untuk menatap masa depan. Sebab saat ini, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, sifatnya sudah multidimensi.
“Itu artinya, ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau fisik semata akan tetapi sudah berkembang baik fisik maupun non fisik,” katanya.
Ancaman kata dia, berkembang menjadi bersifat multidimensi karena karakter ancaman dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi sosial budaya. Sehingga hal ini mengharuskan untuk mendefinsikan ulang apa yang simaksud dengan Bela Negara.(*/abinenobm)