Manado, BeritaManado.com – Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Herry Tombeng, mengingatkan manajemen Rumah-Sakit Umum Daerah (RSUD) Noongan bahwa rumah-sakit didesain untuk melayani pasien kelas menengah ke bawah.
Hal tersebut diutarakan Herry Tombeng pada rapat koordinasi Komisi 4 bersama manajemen RSUD Noongan di Kantor DPRD Sulut, Senin (26/2/2018).
“Dilihat dari posisi RSUD Noongan hampir di perbatasan Kabupaten Minahasa dan Minahasa Tenggara, potensi pasien berasal dari beberapa kabupaten di Minahasa termasuk Bolmong Timur. Artinya, pasien dari daerah ini kebanyakan berasal dari kelompok masyarakat bawah sehingga pembiayaannya jangan mahal,” ujar Herry Tombeng.
Direktur RSUD Noongan, dr Enrico Rawung, mengatakan manajemen rumah-sakit sudah memahami kemampuan ekonomi pasien yang masuk rumah-sakit. Pihak rumah-sakit paling banyak melayani pasien menggunakan fasilitas BPJS.
“Jadi memang rumah-sakit tidak di desain untuk orang kaya. kelas VIP dibatasi bahkan kami sementara mendesai kalau perlu tidak ada VIP, perbanyak kelas tiga sesuai kebutuhan BPJS. Kedepan juga kami mendesain pelayanan poliklinik hingga jam delapan malam,” jelas Enrico Rawung.
Rapat dipimpin Ketua Komisi 4 James Karinda, didampingi Wakil Ketua Inggried Sondakh dan Sekretaris Fanny Legoh. Hadir anggota komisi Herry Tombeng, Rita Lamusu, Muslimah Mongilong, Siska Mangindaan, Lucia Taroreh dan Nori Supit.
(JerryPalohoon)
Manado, BeritaManado.com – Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Herry Tombeng, mengingatkan manajemen Rumah-Sakit Umum Daerah (RSUD) Noongan bahwa rumah-sakit didesain untuk melayani pasien kelas menengah ke bawah.
Hal tersebut diutarakan Herry Tombeng pada rapat koordinasi Komisi 4 bersama manajemen RSUD Noongan di Kantor DPRD Sulut, Senin (26/2/2018).
“Dilihat dari posisi RSUD Noongan hampir di perbatasan Kabupaten Minahasa dan Minahasa Tenggara, potensi pasien berasal dari beberapa kabupaten di Minahasa termasuk Bolmong Timur. Artinya, pasien dari daerah ini kebanyakan berasal dari kelompok masyarakat bawah sehingga pembiayaannya jangan mahal,” ujar Herry Tombeng.
Direktur RSUD Noongan, dr Enrico Rawung, mengatakan manajemen rumah-sakit sudah memahami kemampuan ekonomi pasien yang masuk rumah-sakit. Pihak rumah-sakit paling banyak melayani pasien menggunakan fasilitas BPJS.
“Jadi memang rumah-sakit tidak di desain untuk orang kaya. kelas VIP dibatasi bahkan kami sementara mendesai kalau perlu tidak ada VIP, perbanyak kelas tiga sesuai kebutuhan BPJS. Kedepan juga kami mendesain pelayanan poliklinik hingga jam delapan malam,” jelas Enrico Rawung.
Rapat dipimpin Ketua Komisi 4 James Karinda, didampingi Wakil Ketua Inggried Sondakh dan Sekretaris Fanny Legoh. Hadir anggota komisi Herry Tombeng, Rita Lamusu, Muslimah Mongilong, Siska Mangindaan, Lucia Taroreh dan Nori Supit.
(JerryPalohoon)