Oleh : Bert Toar Polii
Manado, BeritaManado.com — Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis untuk memanfaatkan sungai Tondano atau dalam bahasa daerah Tondano disebut teberan Tondano.
Rupanya tulisan ini menarik perhatian seorang perantauan asal Tondano Kiddy Mamuaya,
Kiddy Mamuaya adalah seorang alumni jurusan seni rupa ITB yang berkarier lama di perusahaan sepatu Bata dan kini sudah menikmati masa pensiun di Jakarta.
Namun demikian perhatiannya untuk tanah kelahirannya Tondano begitu besar`karena didikan orang tuanya.
Bapaknya asal Tataaran sedangkan Ibu dari Telap dan dalam perjalanan hidup, saya tidak bisa membantu banyak, hanya punya ide yang mudah-mudahan bermanfaat sambung Kiddy yang juga aktif di LSM Toudano Waya serta WAG Tondano Kinatounku.
Mari kita simak idenya :
Tahap pertama manfaatkan kiri kanan sungai (lebar 2 meter untuk pejalan kaki) dari jembatan Jln. Gunung Lokon yang menuju Eris ke Lapangan God Bless atau penulis lebih senang tetap disebut Lapangan Sam Ratulangi yang jaraknya kurang lebih setengah kilometer.
Tahap kedua dari lapangan Sam Ratulangi ke Pasar Bawah kemudian dilanjutkan ke tahap ke tiga dari jembatan Jln. Gunung Lokon ke Benteng Moraya.
Apa dasar pemikiran serta analisanya?
Dasar tujuannya adalah menggeliatkan usaha ekonomi rakyat Tondano, serta menjadikan Tondano salah satu tujuan Wisata yang menarik di Sulawesi Utara.
Marilah kita tinjau program ini dengan SWOT analisis.
“S” adalah Strength atau kekuatan dari program ini, “W” adalah Weakness, yaitu Kelemahan atau problem yang harus dipecahkan.
“O” merupakan Opportunity atau kesempatan yang baik untuk memulai program ini, serta “T” yang berarti Threat atau ancaman akan kegagalan program ini.
Kita mulai dengan “S” sebagai kekuatan atau kelebihan program ini. Ekonomi rakyat rakyat bertumbuh.
Kuliner, kios-kios macam-macam bisnis, perahu ala Venesia untuk turis, floating market jual buah-buahan, sayur mayur ala Thailand, macam-macam event seperti lomba perahu hias, lomba perahu kano, lomba musik diatas ponton dan lain-lain.
Berikutnya, kebanyakan rumah atau tanah di tepi sungai belakangnya adalah sungai, depannya jalan raya, jadi yang menghadap sungai nilai ekonominya sangat rendah.
Dengan adanya proyek ini tanah mereka nilainya akan naik tinggi. Bila sdh ramai nilai tambah bagi penduduk sekitar adalah lahan parkir mobil dan motor.
Strenght yang penting sekali adalah arus turis dalam dan luar negri akan meluap ke Tondano sebagai The Heart of Minahasa apalagi ketika Danau Tondano sudah berhasil di revitalisasi.
Selain kotanya semarak dengan pohon tabebuya warna-warni, teberannya meriah dengan warna lampu hias gemerlap di malam hari terpantul di air sungai.
Apalagi kalau Koperasi yang akan menangani sawah-sawah terlantar di Tondano sudah berhasil akan menambah daya tarik Tondano.
Tiba pada analisa “W” Weakness.
Pada proyek ini pembebasan tanah, solusinya pertama sukarela, karena nilai tambah tanah mereka menjadi tinggi.
Solusi kedua pakai perda, seperti waktu pembangunan universitas tanahku di Patar harus dijual ke pemerintah demi kepentingan umum.
Saat ini solusi ini bisa menarik karena Jokowi menetapkan ganti untung bukan ganti rugi.
“W” Yang lain adalah “modal”atau doi.
Pertama dari pemerintah dibuat anggarannya atau menggunakan dana desa. Atau ala Ahok kerja sama dengan Swasta asal proposalnya win-win solution.
Sekarang Analisa “O”dari Opportunity atau “Kesempatan” yg bagus untuk program ini.
Pada masa pandemi ini masyrakat sangat terbelenggu untuk bisa menikmati kebebasan bepergian, bila pandemi ini berlalu terjadi ledakan eforia dimana tempat-tempat hiburan akan dipenuhi masyarakat.
Bila pandemi usai terjadi rebound pada ekonomi seluruh dunia, perputaran uang sangat cepat luar biasa. Kesempatan ini harus cepat kita tangkap.
Pada saat yang sama pemerintah telah siap dengan infrastruktur laut udara dan darat. Mungkin rel kereta api sudah. tersambung dari Makassar ke Menado.
Terakhir adalah analisa “T” atau Thread atau ancaman pada keberhasilan program ini. Kalau semua berjalan dengan baik terbuka maka ancaman bisa di dilalui seperti keamanan, korupsi oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
(***/Frangki Wullur)