Manado – Mendengar namanya masuk dalam rencana bakal di-nonaktifkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut, Jackson Kumaat dari kepengurusan bersama sejumlah wakil ketua yang diduga terlibat dalam penyimpangan dana kepemudaan Sulut atau dana KNPI, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan OKP DPD KNPI Sulut, Stevi Suawa angkat bicara.
“Memang betul saya terlibat dalam tim yang dibentuk oleh Jacko berdasarkan rapat pleno awal Januari lalu. Kami ada enam orang wakil ketua yang disebut-sebut pada pemberitaan, namun perlu saya luruskan saya hanya menerima Rp 3,4 juta dari kinerja saya selaku wakil ketua, yakni Rp 2,5 juta SPPD ke Jakarta, Rp 150 ribu honor menjadi moderator saat sosialisasi kegiatan KNPI, serta Rp 750 ribu honor saat saya menjadi pemateri dalam kegiatan KNPI Sulut,” ujar Suawa kepada BeritaManado.com, Selasa (20/8) siang tadi.
“Dan saya tidak terlibat sama sekali dalam pengurusan dan pencairan administrasi dana kepemudaan KNPI tersebut. Namun yang terlibat rekan kerja saya yakni saudara Benny Tenda, Marthy Rangkang, Oktavianus Kerap,” sambungnya lagi.
Dirinya juga mengaku terkejut jika pengelolahan dana tersebut mencapai Rp 406,5 juta dari 6 kegiatan, karena sepengetahuannya hanya ada 3 kegiatan yang terlaksana oleh KNPI dan Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sulut.
“Saya mendukung upaya Ketua Jacko untuk menelusuri dan membuktikan apakah ada dugaan penyimpangan oleh beberapa oknum KNPI Sulut,” tukasnya seraya memastikan dirinya akan hadir dalam rapat pleno KNPI terkait persoalan ini.
Disisi lain, sejumlah nama seperti Marthy Rangkang, Oktavianus Kerap dan Vian Walitukan lebih memilih diam tak berkomentar terkait persoalan ini. “Tidak ada komentar, karena tidak ada persoalan,” ujar ketiganya. (oke)
Manado – Mendengar namanya masuk dalam rencana bakal di-nonaktifkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut, Jackson Kumaat dari kepengurusan bersama sejumlah wakil ketua yang diduga terlibat dalam penyimpangan dana kepemudaan Sulut atau dana KNPI, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan OKP DPD KNPI Sulut, Stevi Suawa angkat bicara.
“Memang betul saya terlibat dalam tim yang dibentuk oleh Jacko berdasarkan rapat pleno awal Januari lalu. Kami ada enam orang wakil ketua yang disebut-sebut pada pemberitaan, namun perlu saya luruskan saya hanya menerima Rp 3,4 juta dari kinerja saya selaku wakil ketua, yakni Rp 2,5 juta SPPD ke Jakarta, Rp 150 ribu honor menjadi moderator saat sosialisasi kegiatan KNPI, serta Rp 750 ribu honor saat saya menjadi pemateri dalam kegiatan KNPI Sulut,” ujar Suawa kepada BeritaManado.com, Selasa (20/8) siang tadi.
“Dan saya tidak terlibat sama sekali dalam pengurusan dan pencairan administrasi dana kepemudaan KNPI tersebut. Namun yang terlibat rekan kerja saya yakni saudara Benny Tenda, Marthy Rangkang, Oktavianus Kerap,” sambungnya lagi.
Dirinya juga mengaku terkejut jika pengelolahan dana tersebut mencapai Rp 406,5 juta dari 6 kegiatan, karena sepengetahuannya hanya ada 3 kegiatan yang terlaksana oleh KNPI dan Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sulut.
“Saya mendukung upaya Ketua Jacko untuk menelusuri dan membuktikan apakah ada dugaan penyimpangan oleh beberapa oknum KNPI Sulut,” tukasnya seraya memastikan dirinya akan hadir dalam rapat pleno KNPI terkait persoalan ini.
Disisi lain, sejumlah nama seperti Marthy Rangkang, Oktavianus Kerap dan Vian Walitukan lebih memilih diam tak berkomentar terkait persoalan ini. “Tidak ada komentar, karena tidak ada persoalan,” ujar ketiganya. (oke)