Manado – Dugaan Korupsi beberapa Oknum Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut yang dibandrol Rp 406,5 Juta, mulai mencuat sejumlah pengakuan menarik.
Salah satunya datang dari Wakil Ketua bidang Pemberdayaan OKP dan Pemuda, Stevi Suawa, kepada beritamanado dibeberkan KNPI bersama biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) kuat dugaan menyedot anggaran kepemudaan untuk kegiatan dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif.
“Saya malu dengan tersangkutnya nama baik ke dalam oknum yang diduga melakukan penyimpangan, kalau begitu saya buka saja, berhubung saya merupakan salah satu anggota tim KNPI yang ditunjuk menjadi pengguna anggaran Kepemudaan, sepanjang sepengetahuan saya, tidak ada 2 kegiatan Bakti Sosial KNPI dan Biro Kesra di sekretariat KNPI Sulut yang menyedot anggaran sebesar Rp 112 juta serta SPPD sebesar Rp 92 juta dalam daerah, itu fiktif,” beber Suawa kepada beritamanado.
“Kegiatan sosialisasi dan SPPD ke Jakartapun yang dilaporkan memakan anggaran sebesar Rp 202,5 Juta, saya rasa tidak sebesar itu, ya mungkin dari kegiatan yang kami laksanakan perkiraan menyerap kurang lebihnya sebesar Rp 100 juta, berarti pertanyaanya 306,5 juta itu bagaimana penggunanya, saya duga ada penyimpangan disitu,” sambungnya.
Saat ditanya, ada beberapa lampiran dalam Lapjab Biro Kesra, seperti SPPD ke kabupaten Sangihe?, Suawa menegaskan tike pesawat untuk menghadiri musda dan pelantikan DPD KNPI Sangihe itu berasal dari anggaran pribadi Ketua KNPI Sangihe.
“Tidak betul itu, anggaran tiket pesawat dari KNPI Sangihe, bukan dari anggaran kepemudaan. Jangan ada dusta diantara kita,” ungkap Suawa seraya memastikan hal ini juga akan dibeberkan saat sidang Pleno KNPI di sekretariat. (oke)
Manado – Dugaan Korupsi beberapa Oknum Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut yang dibandrol Rp 406,5 Juta, mulai mencuat sejumlah pengakuan menarik.
Salah satunya datang dari Wakil Ketua bidang Pemberdayaan OKP dan Pemuda, Stevi Suawa, kepada beritamanado dibeberkan KNPI bersama biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) kuat dugaan menyedot anggaran kepemudaan untuk kegiatan dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif.
“Saya malu dengan tersangkutnya nama baik ke dalam oknum yang diduga melakukan penyimpangan, kalau begitu saya buka saja, berhubung saya merupakan salah satu anggota tim KNPI yang ditunjuk menjadi pengguna anggaran Kepemudaan, sepanjang sepengetahuan saya, tidak ada 2 kegiatan Bakti Sosial KNPI dan Biro Kesra di sekretariat KNPI Sulut yang menyedot anggaran sebesar Rp 112 juta serta SPPD sebesar Rp 92 juta dalam daerah, itu fiktif,” beber Suawa kepada beritamanado.
“Kegiatan sosialisasi dan SPPD ke Jakartapun yang dilaporkan memakan anggaran sebesar Rp 202,5 Juta, saya rasa tidak sebesar itu, ya mungkin dari kegiatan yang kami laksanakan perkiraan menyerap kurang lebihnya sebesar Rp 100 juta, berarti pertanyaanya 306,5 juta itu bagaimana penggunanya, saya duga ada penyimpangan disitu,” sambungnya.
Saat ditanya, ada beberapa lampiran dalam Lapjab Biro Kesra, seperti SPPD ke kabupaten Sangihe?, Suawa menegaskan tike pesawat untuk menghadiri musda dan pelantikan DPD KNPI Sangihe itu berasal dari anggaran pribadi Ketua KNPI Sangihe.
“Tidak betul itu, anggaran tiket pesawat dari KNPI Sangihe, bukan dari anggaran kepemudaan. Jangan ada dusta diantara kita,” ungkap Suawa seraya memastikan hal ini juga akan dibeberkan saat sidang Pleno KNPI di sekretariat. (oke)