Tomohon – Meski pemerintah pusat belum menetapkan secara resmi berapa besaran kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), namun Pemkot Tomohon melalui Dishubkominfo Tomohon telah menyiapkan sejumlah langkah strategis guna mengantisipasi dampak kenaikan, terutama kenaikan tarif angkutan.
Hal tersebut terlihat dengan dilaksanakannya dialog bertajuk kajian penyesuaian tarif angkutan bersama Organda, pengusaha angkutan, perwakilan sopir dan LSM Transportation Watch di Kantor Dishubkominfo Senin lalu. Dalam forum ini, baik pengusaha angkutan dan sopir mengusulkan agar kenaikan tarif angkutan sebesar 30 persen. Para sopir juga mengusulkan untuk menaikkan tarif antar 2300-2500. Menanggapi usulan tersebut, Kadishubkominfo Dra Lily Solang MM mengatakan bahwa kenaikan tarif angkutan belum bisa dipastikan berapa persen. “Belum bisa dipastikan. Bisa saja turun atau lebih. Yang pasti kenaikan tarif angkutan harus proporsional mempertimbangkan banyak aspek,” papar Solang.
Soal adanya rencana pemberian subsidi dari pemerintah agar tidak menaikkan tarif angkutan, ditolak kalangan pengusaha. “Pengalaman kami, pengurusan subsidi berbelit belit,” ujar Richard Kainde.
Sementara itu, Kabid LLAJ Vicky Roring SH mengungkapkan soal tarif angkutan masih akan dihitung dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk masukan dari kalangan pengusaha angkutan dan sopir. “Bukan hanya mempertimbangkan kepentingan pengusaha tapi juga kemampuan masyarakat umum,” tambah Roring. Selain itu kata, Roring untuk trayek perbatasan akan ada perhitungan lain dan dinaikkan bervariasi tidak sama dengan angkutan kota lain. “Disesuaikan dengan jarak tempuh, wilayah, kenaikan onderdil, karakteristik jalan dan lain-lain,” tukasnya.
Diketahui untuk trayek perbatasan seperti Kumelembuai, Tinoor, Tara-tara, Kayawu Kasuratan. Ikut hadir dari Polres Tomohon KBO Lantas Iptu Remi Rapar mewakili Kasat Lantas AKP Linda Makal. (iker)
Tomohon – Meski pemerintah pusat belum menetapkan secara resmi berapa besaran kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), namun Pemkot Tomohon melalui Dishubkominfo Tomohon telah menyiapkan sejumlah langkah strategis guna mengantisipasi dampak kenaikan, terutama kenaikan tarif angkutan.
Hal tersebut terlihat dengan dilaksanakannya dialog bertajuk kajian penyesuaian tarif angkutan bersama Organda, pengusaha angkutan, perwakilan sopir dan LSM Transportation Watch di Kantor Dishubkominfo Senin lalu. Dalam forum ini, baik pengusaha angkutan dan sopir mengusulkan agar kenaikan tarif angkutan sebesar 30 persen. Para sopir juga mengusulkan untuk menaikkan tarif antar 2300-2500. Menanggapi usulan tersebut, Kadishubkominfo Dra Lily Solang MM mengatakan bahwa kenaikan tarif angkutan belum bisa dipastikan berapa persen. “Belum bisa dipastikan. Bisa saja turun atau lebih. Yang pasti kenaikan tarif angkutan harus proporsional mempertimbangkan banyak aspek,” papar Solang.
Soal adanya rencana pemberian subsidi dari pemerintah agar tidak menaikkan tarif angkutan, ditolak kalangan pengusaha. “Pengalaman kami, pengurusan subsidi berbelit belit,” ujar Richard Kainde.
Sementara itu, Kabid LLAJ Vicky Roring SH mengungkapkan soal tarif angkutan masih akan dihitung dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk masukan dari kalangan pengusaha angkutan dan sopir. “Bukan hanya mempertimbangkan kepentingan pengusaha tapi juga kemampuan masyarakat umum,” tambah Roring. Selain itu kata, Roring untuk trayek perbatasan akan ada perhitungan lain dan dinaikkan bervariasi tidak sama dengan angkutan kota lain. “Disesuaikan dengan jarak tempuh, wilayah, kenaikan onderdil, karakteristik jalan dan lain-lain,” tukasnya.
Diketahui untuk trayek perbatasan seperti Kumelembuai, Tinoor, Tara-tara, Kayawu Kasuratan. Ikut hadir dari Polres Tomohon KBO Lantas Iptu Remi Rapar mewakili Kasat Lantas AKP Linda Makal. (iker)