Bitung, BeritaManado.com – Pernyataan salah satu calon wali kota dalam debat publik calon wali kota Bitung soal menyangsikan Sumber Daya Manusia (SDM) dari Pulau Lembeh benar-benar tidak mendasar.
Buktinya, kendati sudah empat tahun menduduki jabatan sebagai wali kota, sang calon rupanya kurang memahami dan mengusai soal ketersedian SDM Pulau Lembeh yang tidak pantas untuk diselekan.
Salah satu bukti adalah Justitia Stephanie Walewangko yang kini menjadi salah satu ahli di bidang kontruksi jembatan yang telah terlibat di berbagai proyek jembatan di Indonesia.
Perempuan yang pertama kali mengecap pendidikan di SD Inpres 3/77 Papusungan ini adalah jebolan Binus University Jakarta dan menjadi tenaga ahli untuk pengujian jembatan di Indonesia.
Sebut saja pengujian Jembatan Barelang Batam, Jembatan Kelok 9 Padang, Jembatan Musi 2 Pelambang, Jembatan Soekarno Manado, Jembatan Merah Putih Ambon, Jembatan Musi 4 Palembang dan Jembatan Ogan Teluk Betung yang pernah ditangani Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMTES) ini.
Tidak hanya itu, putri pertama Selfie Lumi ini juga menjadi kosultan untuk proyek Skytrain Bendara Soekarno Hatta dan LRT Jakarta.
Bahkan perempuan kelahiran tahun 1990 ini juga sudah menorehkan prestasi saat masih duduk di bangku kuliah dengan menjadi 1st Winner of Institution of Civil Engineers (ICE) Structural Competition Jakarta 2010 tingkat nasional dan juara 2 Kompetisi Rancang Bangun tingkat Nasional 2010 di Udayan Bali.
Juga, Justitia peraih Peringkat I Lomba Artikel “Road Safty Care” tingkat Nasional oleh Kementerian Perubungan RI dengan judul artikel Tarffic Calming Solusi Kreatif Keselamatan Jalan.
Dan kini srikandi Pulau Lembeh ini menjabat Head of Testing Division di PT Struktur Pintar yang berkantor di kompleks Plaza Festival Kuningan.
Menurut Justitia saat dihubungi, PT Struktur Pintar memiliki International Sertification Rail Safety Assurance Professional TUV Reinlands Philiphines.
Dengan sertifikat itu kata dia, secara international perusahaan diakui punya pengawai auditing yang berskala international.
“Saya bukanlah apa-apa dan hanya pekerja bisa. Masih banyak orang dari Pulau Lembeh yang jauh lebih hebat dari saya karena saya tahu banyak SDM hebat dari sana,” kata Justitia merendah.
Disinggung soal pernyataan salah satu calon yang meremehkan SDM Pulau Lembeh, peraih 1st Winner English Debating Competition tingkat Provinsi Sulut ini hanya tersenyum.
“Kalau ada yang meragukan SDM dari Pulau Lembeh itu tandanya mereka tidak mengenal masyarakat di sana. Saya hanya berpesan ke masyarakat Pulau Lembeh terutama generasi muda agar menjadikan hinaan itu sebagai cambuk untuk berkarya dan membuktikan Lembeh bukan stigma ketertinggalan,” katanya.
Jadi…masih layakkah SDM Pulau Lembeh diremehkan?
(abinenobm)